Viral Anak Main Roleplay di Sosial Media, Ternyata Ini Dampaknya Kata Dosen PGSD
Kedua, anak-anak bisa berpotensi sukar dalam membedakan dunia nyata dengan dunia virtual yang diciptakan oleh permainan roleplay. Apalagi ketika mereka telah hanyut dalam imajinasi.
Ketiga bisa memicu terjadinya tindakan asusila di ruang cyber. Anak-anak yang telah nyaman dengan circle role playnya bisa menjadi korban tindakan manipulatif pelaku untuk menggiring terjadinya pelecehan seksual dengan dalih memainkan peran dalam roleplay.
Lantas Apa yang Harus Orang Tua Lakukan?
Pertama, tetap memberikan pengawasan terhadap interaksi anak dengan gadgetnya. Kedua, peka terhadap perubahan perilaku anak di tengah arus media sosial yang semakin canggih, orang tua harus bisa menjadi teman yang baik untuk anak.
Ketiga, orang tua harus lebih aware dengan aktivitas dan kegemaran anak. Terakhir dan tak kalah penting adalah penanaman ‘konsep diri’ sejak dini, yakni mengenalkan pada anak, siapa dia, apa kesukaannya, bagaimana karakternya secara ciri fisik, psikologis, dan perasaannya terhadap dirinya.
“Memberikan apresiasi dan kebermaknaan terhadap diri pribadi anak pada pengenalan konsep diri akan membuat anak bangga dengan dirinya. Tidak mencoba untuk menjadi orang lain,” kata Holy.
Editor: Puti Aini Yasmin