Viral Dosen Banting Skripsi di Nias, Mahasiswa Ngamuk Rusak Fasilitas Kampus
NIAS, iNews.id - Video oknum dosen Universitas Nias (Unias), Sumatera Utara, membanting skripsi mahasiswa ke lantai viral di media sosial. Akibat kejadian itu, mahasiswa mengamuk hingga merusak fasilitas merja kerja di ruang prodi karena tidak terima skripsinya dibanting.
Diperoleh informasi, kejadian berawal dari proses pendaftaran yudisium mahasiswa yang ditolak oleh Ketua Program Studi S1 Manajemen sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.
Hal ini menimbulkan ketegangan antara beberapa mahasiswa dengan pihak program studi. Peristiwa tersebut terjadi di ruang Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Nias, Gunung Sitoli, Sumatera Utara, pada Jumat, 22 Agustus 2025.
Dalam rekaman yang dibagikan akun X (dulu Twitter) @Heraloebss, tampak sekitar lima mahasiswa laki-laki tengah berhadapan dengan seorang dosen perempuan. Percakapan awal membahas batas waktu pengumpulan skripsi.
“Tanggal berapa harusnya?” tanya sang dosen dikutip Rabu, 27 Agustus 2025.
Salah seorang mahasiswa menjawab, “Tanggal 12 dan sekarang tanggal 19.”
Mahasiswa lalu mempertanyakan alasan keterlambatan tanda tangan dosen. “Di mana Ibu satu minggu ini?” ujar seorang mahasiswa.
Mendengar itu, dosen tersebut meminta skripsi mahasiswa yang berbicara dan langsung membantingnya ke lantai. “Kenapa dibanting, Bu!” sahut mahasiswa lain. Aksi itu memicu kemarahan mahasiswa. Salah satu di antaranya menendang meja dosen dan melemparkan skripsi, hingga situasi berubah ricuh.
Video berdurasi pendek tersebut menyebar luas dan memicu beragam komentar warganet. Menanggapi insiden ini, pihak Universitas Nias menyampaikan klarifikasi resmi pada Senin, 25 Agustus 2025.
“Kejadian berawal dari proses pendaftaran yudisium yang ditolak Ketua Program Studi S1 Manajemen karena melewati batas waktu,” ujar pernyataan humas Universitas Nias melalui website resmi, dikutip Kamis, 27 Agustus 2025.
Menurut universitas, ketegangan dipicu miskomunikasi administrasi dan berujung pada kerusakan fasilitas meja kerja di ruang Prodi.
Beberapa mahasiswa yang terlibat telah mengakui perbuatannya dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Pihak kampus menyebut telah memfasilitasi pertemuan antara mahasiswa dan dosen yang berakhir dengan kesepakatan damai.