BRIN Kembangkan Fast Charging Mobil Listrik, Bagaimana untuk Motor?
JAKARTA, iNews.id - Infrastruktur masih menjadi kendala dalam akselerasi kendaraan listrik di Indonesia, khususnya stasiun pengisian baterai. Terlebih pengisian cepat atau fast charging sangat dibutuhkan untuk memudahkan pengguna mobil listrik.
Saat ini, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) baru mengembangkan model fast charging untuk mobil listrik. Ini disebabkan baterai yang digunakan sebagian besar motor listrik belum mendukung untuk diisi dengan menggunakan daya besar.
"Kalau untuk mobil, baterainya sudah siap untuk diisi daya besar, bisa cepat. Kalau untuk motor sementara ini baterai yang digunakan relatif belum siap," kata Kepala Program Inovasi Charging Station BRIN, Riza, Jumat (30/9/2022).
Dia menjelaskan fast charging pengembangan BRIN sudah siap disebarluaskan. Alat tersebut juga sudah lolos uji. Bahkan, telah digunakan pengemudi taksi.
Untuk motor listrik, saat ini BRIN sedang mengembangkan teknologi baterai agar bisa diisi menggunakan port fast charging. Namun, ini masih membutuhkan kajian dan penelitian yang lebih dalam sebelum mengajak industri terkait bekerja sama memproduksi baterai.
"Kalau dari sisi chargernya sudah siap. Jadi sepanjang yang mau menerimanya ini sudah siap bisa diisi cepat," ujar Riza.
"Jadi gini, supaya kendaraan itu bisa diisi cepat, pertama dari sisi baterainya seberapa bisa dia menerima arus besar. Kalau dari sisi chargernya itu tinggal ditingkatkan kapasitasnya. Lebih mudah memang dari sisi charger," katanya.
Riza menjelaskan untuk motor listrik yang menggunakan baterai Lithium-ion sebagian besar baru bisa diisi dengan daya sebesar 5 Ah. Ini agar kualitasnya tidak tergangggu. Sementara port charger yang diciptakan BRIN sudah bisa mengisi daya hingga 10 Ah, dan dengan baterai yang sudah dikembangkan, maka pengisiannya bisa lebih cepat.
"Kalau untuk mobil ada dua tren bisa mengisi cepat, pertama dengan arsitektur 800 Volt. Sebelumnya itu 400 Volt sekarang naik ke 800 Volt, dan ke depan bisa naik 1.200 atau 1.500 Volt. Kalau dari sisi chargernya dayanya makin lama makin naik, alat yang kami miliki sebesar 22 kWh, tapi ada juga yang 50, 150, hingga 480 kWh," ujarnya.
Stasiun pengisian cepat yang dikembangkan BRIN bisa mengisi baterai selama empat jam dari 30 persen hingga 80 persen. Tapi, dari 80 persen ke 100 persen dayanya akan normal, bahkan bisa lebih lama pengisiannya untuk menjaga kondisi baterai.
Riza mengatakan saat ini hanya mengeluarkan prototipe, belum sampai pada produksi massal. Dia berharap ada lebih banyak pihak yang dapat menjalin kerja sama untuk mendirikan stasiun pengisian baterai cepat di berbagai lokasi.
"Secara data, ini sudah duganakan lebih dari 500 kali oleh taksi online dan bluebird. Nanti kami akan kerja sama dengan mitra industri untuk diproduksi secara massal. Jadi kalau kami hanya sampai di prototipe," katanya.
"Sekarang kami sudah kerja sama dengan PT LEN Bandung. Harapannya kalau ada pabrikan lain yang berminat kita bisa melakukan kerja sama," ujarnya.
Editor: Dani M Dahwilani