Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mobil Listrik Chery Omoda E5 Dapat Penyegaran Penambahan Interior Warna Hitam
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Hardy dari Pemulung Jadi Miliarder, Bos Modifikasi Jok Mobil Mewah Langganan Artis

Kamis, 30 Desember 2021 - 14:54:00 WIB
Kisah Hardy dari Pemulung Jadi Miliarder, Bos Modifikasi Jok Mobil Mewah Langganan Artis
Hardy mengungkapkan kisah hidupnya penuh dengan perjuangan, membangun usaha dari nol hingga sukses seperti sekarang. (Foto: YouTube/Hardy Classic Car Interior)
Advertisement . Scroll to see content

Tiba di Jakarta berada di tempat pembuangan sampah umum kawasan Menceng, Cengkareng. Seminggu tinggal di sana bingung. Temen satunya pergi, sehingga tinggal berdua.

"Duit Rp60 masih bisa buat makan. ternyata habis, mau ke mana. Sempat menjadi geladangan seminggu. Akhirnya menjadi pemulung pakai gerobak cari barang rongsokan," kata Hardy. 

"Gerobak kita sewa dari bos rongsokan Rp5.000 per hari. Dapetnya paling cuma Rp6.000 sampai Rp15.000. Yang penting bisa buat makan," ujar Hardy mengenang perjuangannya.

Dia mengatakan saat itu dirinya berputar-putar mencari makanan, bingung apa yang harus dikerjakan. Di situlah Hardy belajar tentang kehidupan. "Sepeser dua peser susah sekali. Hampir dua mingguan,"katanya.

Selanjutnya, Hardy ikut orang bekerja di proyek bangunan rumah selama hampir setahun. Dia jadi kenek tukang, ngaduk semen dengan bayaran Rp15.000 sampai Rp20.000 per hari. "Kelasnya sudah beda, saat itu sudah bisa beli rokok dan makan," katanya.

Suatu hari, dia diajak kenalannya bekerja di tempat pemasangan jok mobil pada 2007. Hardy mendapat gaji Rp300 ribu per bulan tanpa uang makan dan lembur. 

"Tapi, saya berpikir ini masa depan cerah. Walau bos saya bawel galak, disiplin dan pelit, saya belajar di situ. Saya enggak hitung-hitungan waktu. Disuruh ngapain saya mau. Bos pulang saya kerja lagi karena ingin bisa. Di situ saya belajar jahit," katanya.

Dia mengungkapkan, selain pasang jok dirinya merangkap OB (office boy) bersih-bersih tempat kerja karena tinggal di sana. Akhirnya, selama 2 tahun gajinya bertahap naik hingga Rp1,6 juta. 

"Kita buktikan dari skill, bos seneng punya telenta. Di situ terus ditekuni. Akhirnya saya mengerti semua, cara mencari bahan, mengerjakan hingga pemasaran. Ini karena setiap hari saya belajar dan tidak pernah males dari jam 9 pagi sampai jam 10 malam. Bahkan sampai jam 12 malem," ujar Hardy. 

Akhirnya, Hardy memutuskan keluar dan membuka usaha sendiri besama temannya. Sang bos sempat berusaha mempertahankan dengan menawarkan gaji lebih tinggi Rp1,8 juta, namun Hardy sudah bulat membuka usaha sendiri.  

"Saya punya partner empat orang. Kita ngobrol, kita buka satu toko kios kecil di Mal MGK masih gratis. Di kios 3x4 kita hanya bayar listrik tidak sewa gedung," katanya. 

Namun, setelah sekian lama usaha bersama akhirnya pecah. Dari empat orang tinggal satu orang. Setelah itu buka kembali pada 2012. di lantai 6 Gedung Mal MGK. 

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut