Bangun Mobil Balap di saat Pandemi Covid-19, David Djaja Torehkan Prestasi di Usia Muda
Berangkat dari pengalaman di musim balap 2021 dan sukses mengukir prestasi di kancah balap Tanah Air. Setelah berdiskusi dengan team dan sang mentor Sunny TS, David memutuskan turun di kelas ITCR 1.500.
“Kelas ini jadi salah satu yang bisa dibilang paling kompetitif di Indonesia. Sebab di kelas ini biasanya menggunakan mobil-mobil baru, seperti Honda Jazz, Honda City Hatchback, dengan spesifikasi standar. Yang diubah itu hanya suspensi,” ujar David.
David mengungkapkan alasannya turun di kelas ITCR 1.500. “Mostly standar-lah, sesama mobil peserta. Semua power-powernya mirip. Karena mesin standar, dan tergolong lebih saving cost daripada Estilo yang full modifikasi,” katanya.
Kiprah David Djaja di ISSOM pun berbuah manis. Dia sukses keluar sebagai juara nasional pada 2022. David pun diganjar penghargaan IMI Awards 2021 dan 2022 untuk Juara Nasional Balap Mobil Kategori - Sesi 2 : Balap Mobil - ITCR 1500CC - Non Seeded.
Pencapaian itu tak lepas dari kepiawaan David untuk menaklukkan Kelas Non Seeded di musim balap 2022. Bahkan, ketika balap bergulir, dia berhasil mengungguli Seeded A dan B. “Balapnya bareng Seeded A dan B dan mostly selama musim balap 2022 saya ada di depan Seeded B dan berada di belakang Seeded A,” kata David.
David menggunakan Honda Jazz berkelir kuning harus bersaing dengan Honda City Hatchback yang notabene punya tenaga lebih besar dibandingkan Jazz.
“Jika dibandingkan City Hatchback, Honda Jazz itu tenaganya sangat kurang. Jadi untuk mengejar ketertinggalan mau enggak mau harus belok maksimal meskipun power-nya kurang. Hal tersebut menguji dan membangun skill saya,” ujar David.
Sejalan dengan prestasinya di dunia balap, David berencana mengejar prestasi di dunia studinya. Dia berencana kuliah di Australia.
“Tahun ini saya enggak turun di kelas ITCR 1.500, kendalanya karena harus ‘bangun’ City Hatchback yang memakan biaya. Cost operasionalnya juga tentunya enggak sedikit. Dananya saat ini dialihkan dulu untuk biaya kuliah,” kata David.
Meski demikian, dia mengugkapkan tidak menutup kemungkinan baginya menggaet sponsor dan juga bergabung bersama tim balap pabrikan alias factory driver ataupun team non-pabrikan. “Untuk musim balap tahun ini, saya melihat peluang dahulu. Karena kalau pakai Jazz-kan sudah enggak mungkin. Lagi coba untuk balap Estilo,” ujarnya.
Editor: Dani M Dahwilani