Bobibos Terbuat dari Apa? Inilah Rahasia di Balik Bahan Bakar Nabati Buatan Anak Bangsa!
JAKARTA, iNews.id - Bobibos terbuat dari apa? Pertanyaan ini menjadi perbincangan hangat setelah kemunculan bahan bakar alternatif karya anak bangsa bernama Bobibos. Produk ini diklaim sebagai inovasi energi hijau berbasis nabati yang ramah lingkungan dan mampu bersaing dengan bahan bakar minyak konvensional.
Di tengah meningkatnya kebutuhan energi nasional dan dorongan menuju transisi energi bersih, Bobibos hadir menawarkan solusi baru melalui bahan bakar yang terbuat dari sumber daya lokal. Artikel ini akan mengulas secara lengkap tentang asal bahan baku Bobibos, proses pembuatannya, manfaat, hingga tantangan yang dihadapi dalam pengembangannya.
Sebelum membahas lebih jauh, penting untuk memahami apa itu Bobibos. Nama Bobibos merupakan singkatan dari “Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos,” yang menegaskan bahwa inovasi ini sepenuhnya hasil karya dalam negeri.
Bobibos diperkenalkan sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan karena dibuat dari bahan nabati, bukan minyak fosil. Peluncurannya dilakukan pada awal November 2025 di Jonggol, Bogor, Jawa Barat, dan langsung menarik perhatian publik karena diklaim memiliki nilai oktan tinggi setara RON 98 serta menghasilkan emisi yang sangat rendah.
Jika kita menelusuri lebih dalam, bobibos terbuat dari bahan baku nabati yang berasal dari tanaman lokal, khususnya jerami padi. Bahan ini dipilih karena melimpah dan mudah diperoleh di berbagai daerah di Indonesia.
Jerami padi merupakan limbah pertanian yang selama ini sering dianggap tidak bernilai dan kerap dibakar setelah masa panen, padahal kandungan organiknya bisa diubah menjadi energi.
Melalui proses biokimia dan teknologi ekstraksi yang dikembangkan sendiri oleh tim Bobibos, jerami diolah menjadi bahan bakar cair berkualitas tinggi. Proses ini membuat limbah pertanian dapat dimanfaatkan kembali menjadi energi terbarukan tanpa perlu membuka lahan baru.
Pemilihan jerami sebagai bahan dasar memiliki banyak keuntungan. Pertama, jerami merupakan hasil sampingan dari panen padi, sehingga ketersediaannya sangat melimpah di seluruh wilayah Indonesia. Kedua, pemanfaatannya dapat mengurangi pembakaran limbah pertanian yang selama ini menimbulkan polusi udara. Ketiga, bahan bakar nabati seperti Bobibos menghasilkan emisi gas buang yang jauh lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil. Selain itu, dengan memanfaatkan potensi sumber daya lokal, Bobibos berperan penting dalam mendukung kemandirian energi nasional sekaligus meningkatkan nilai ekonomi limbah pertanian.
Proses pembuatan Bobibos dimulai dari pengumpulan jerami di area pertanian, kemudian dikeringkan dan dimasukkan ke mesin ekstraksi biokimia. Mesin ini berfungsi memecah struktur organik jerami dan mengubahnya menjadi cairan bahan bakar melalui proses fermentasi serta pemurnian. Hasil akhirnya berupa bahan bakar cair yang memiliki karakteristik mirip bensin beroktan tinggi.
Berdasarkan hasil uji internal, Bobibos diklaim mampu memberikan performa mesin yang baik dengan pembakaran lebih bersih dan efisien. Keunggulan ini menjadi salah satu alasan mengapa Bobibos mulai diperhitungkan sebagai alternatif nyata pengganti BBM fosil.
Dari sisi manfaat, Bobibos memberikan banyak dampak positif bagi lingkungan dan ekonomi. Bahan baku jerami yang mudah didapat membuat biaya produksinya lebih rendah dibandingkan bahan bakar berbasis minyak bumi. Penggunaannya juga berpotensi mengurangi ketergantungan terhadap impor energi, sehingga mendukung ketahanan energi nasional.
Selain itu, pemanfaatan jerami untuk bahan bakar dapat meningkatkan pendapatan petani, mengurangi polusi akibat pembakaran limbah pertanian, dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor energi hijau. Secara ekologis, Bobibos turut berkontribusi dalam upaya pengurangan emisi karbon dan perlindungan lingkungan.