Heboh! Jutaan Mobil di China Terdaftar tapi Tak Pernah Jalan, Diduga Manipulasi demi Citra Penjualan
JAKARTA, iNews.id - Industri otomotif China tengah diguncang skandal besar. Jutaan mobil terdaftar resmi namun belum pernah melaju di jalan raya. Fenomena mobil bekas dengan kilometer nol ini memicu kritikan tajam.
Skema semacam ini dianggap merusak citra pasar dan menipu konsumen. Presiden Great Wall Motor, Wei Jianjun, menjadi sosok paling vokal dalam mengkritik kondisi pasar saat ini. Dia menyebut praktik tersebut sebagai bentuk manipulasi yang merusak keseimbangan industri.
"Pasar otomotif China sudah tidak sehat lagi," ujarnya dalam pernyataan resmi. Kritik Wei ditujukan pada praktik pelaporan penjualan yang manipulatif para dealer.
Strategi ini memanipulasi angka distribusi mobil agar terlihat laku keras. Padahal, banyak unit belum pernah digunakan sama sekali.
Dilansir dari Carnewschina, Senin (2/6/2025), mobil tersebut pertama kali didaftarkan oleh deler atau pihak ketiga. Tujuannya untuk memenuhi kuota target dari pabrikan.
Setelah itu, unit dijual kembali sebagai mobil bekas, meskipun belum pernah dikendarai. Ini membuat harganya tampak lebih murah, padahal garansi sudah mulai berjalan. Praktik ini juga digunakan untuk menyiasati syarat ekspor dan memenuhi ketentuan subsidi pemerintah.
Pada April 2025, tercatat stok nasional mencapai 3,5 juta unit. Kelebihan kapasitas ini membuat praktik “mobil bekas nol kilometer” semakin menjadi-jadi.
Perang harga di sektor kendaraan energi baru (NEV) makin memperkeruh situasi. Ketergantungan terhadap subsidi mendorong produsen dan deler mengambil jalan pintas. Meski harganya bisa turun hingga 30 persen, risikonya besar. Banyak konsumen tertipu karena mengira mobil masih baru.
Menyikapi kekacauan ini, pemerintah China tak tinggal diam. Kementerian Perdagangan telah memanggil sejumlah pemain besar pada 27 Mei 2025 lalu. Fokus utamanya adalah pengawasan penjualan mobil bekas dan pembenahan transparansi laporan penjualan.
Skandal mobil bekas nol kilometer di China menjadi tamparan keras bagi kredibilitas industri otomotif Negeri Tirai Bambu. Praktik ini bukan hanya menyesatkan konsumen, tapi juga merusak ekosistem jangka panjang.
Editor: Dani M Dahwilani