Kisah Perempuan Muslim Indonesia Jadi Sopir Bus Sekolah di Amerika, Anak-Anak Penasaran Lihat Hijab
Sebelum benar-benar mengantarkan murid-murid menggunakan bus sekolah, Yohana mendapatkan pelatihan selama dua pekan dari sekolah. Ini dilakukan agar dirinya mendapatkan izin menyetir bus dan mendapatkan SIM.
Namun, Yohana mengakui aspek terberat dalam menjadi sopir bus sekolah adalah bukan tentang mengemudikan bus, tapi memastikan keselamatan murid-murid. Bus juga dilengkapi dengan berbagai macam penumpang keamanan seperti CCTV dan cermin besar di bagian depan.
“Kita tuh enggak cuma nyupir aja tanggung jawabnya. Tapi juga harus memerhatikan anak-anak juga, makanya dikasih kaca gede banget gitu di depan,” kata Yohana.
Bus sekolah yang dibawa Yohana dilengkapi dengan radio komunikasi dan juga terdapat 3-7 kamera pengawas. Kamera tersebut untuk membantu sopir dalam mengawasi keamanan anak-anak.
Pengalaman unik Yohana menjadi sopir bus adalah murid-murid sekolah awalnya penasaran dengan hijab yang digunakannya. Wajar saja, di Amerika Serikat tak banyak wanita yang menggunakan hijab seperti dirinya.
“Anak-anak kecil yang suka nanya, ‘Ms Yohana kenapa kepalanya ditutupi? Aku boleh lihat rambutmu kah?’. Ada satu anak yang setiap hari kalau naik bus saya selalu bilang, ‘Ooo hijabmu cantik sekali aku suka, Oo lihat bunga itu di hijabmu’. Luar biasa anak-anak sih, tapi nggak ada yang kasar alhamdulillah,” ujarnya.
Sebagai seorang muslim, Yohana juga mengaku sebisa mungkin untuk menunaikan kewajibannya untuk menjalankan salat. Namun, itu dilakukannya ketika ada di jam kosong dan bus sedang tidak membawa murid.
“Pernah ada juga yang nanya, ‘Yohana gimana salatnya?’. Ya saya kasih tahu, saya nggak pernah salat saat masih ada anak-anak di sini. Selesaikan dulu pekerjaan, baru kita salat,” katanya.
Editor: Dani M Dahwilani