Menjajal Mobil Listrik Citroen e-C3, Begini Sensasinya
Soal performa, di atas kertas motor listrik dapat menghasilkan tenaga sebesar 42 kW dan torsi puncak 143 Nm. Kami merasakan itu ketika berakselerasi saat menyalip kendaraan lain di jalan tol. Menariknya, e-C3 benar-benar hanya bisa dipacu hingga kecepatan 107 km/jam.
Saat memasuki kawasan Puncak dengan kondisi lalu lintas yang cukup padat, kami mulai merasakan sensasi mobil transmisi manual. Sebab, saat berhenti di jalur menanjak, mobil akan mundur ketika rem dilepas sehingga kami perlu sesegera mungkin menginjak pedal gas.
Namun, akselerasi instan saat pedal gas ditekan dan pengereman yang spontan, membuat guncangan di dalam mobil cukup kencang. Kondisi ini kami alami saat mencoba menjadi penumpang dengan duduk di baris kedua.
Kami merasa desain kursi kurang ergonomis sehingga harus benar-benar mencari posisi duduk yang nyaman agar terhindar dari mabuk perjalanan.
Sandaran kepala di kursi baru kedua yang terlalu menonjol ke depan juga membuat kami dengan postur tubuh 165 cm kurang nyaman. Bahkan, ruang kaki di baris kedua cukup sempit bagi kami dengan tinggi badan tersebut.
Kendati begitu, mobil listrik Citroen e-C3 memiliki keunggulan pada suspensinya yang nyaman khas mobil Eropa. Kami merasakan ayunan yang cukup empuk ketika melewati jalan bergelombang.
Selain itu, air conditioner (AC) mobil listrik ini cukup dingin. Bahkan, terdapat heater khas mobil Eropa apabila sedang berkendara di cuaca dingin.
Saat kami mengendarai mobil listrik ini dari Wisma Indomobil ke Plataran Puncak, baterai tersisa 51,1 persen. Mobil ini tidak dilakukan pengisian ulang dan kami kembali ke Wisma Indomobil dengan sisa baterai 25 persen.
Berdasarkan Modified Indian Driving Cycle (MIDC), mobil listrik Citroen e-C3 bisa menempuh jarak hingga 320 km. Tapi saat kami melihat di panel instrumen dengan kondisi baterai penuh, jarak tempuhnya hanya 256 km. Dengan sisa baterai 25 persen, jarak yang bisa ditempuh hanya 63 km.
Editor: Dani M Dahwilani