Mobil Presiden Indonesia dari Masa ke Masa, Ini yang Paling Canggih

JAKARTA, iNews.id - Deretan mobil presiden Indonesia dari masa ke masa menarik perhatian untuk diulas. Banyak model kendaraan yang digunakan orang nomor satu di Indonesia ini, mulai dari presiden pertama Soekarno hingga Presiden Jokowi.

Mobil presiden tentunya memiliki spesifikasi keamanan dan standar keselamatan yang berbeda dibanding kendaraan biasa. Setiap presiden memiliki mobil kepresidenan dengan jenis yang berbeda-beda disesuaikan dengan zamannya.

Tabrak Lari di Parkiran, Apes Pelat Nomor Pelaku Tersangkut di Mobil Korban

Berikut deretan mobil presiden Indonesia dari masa ke masa:

1. Presiden Soekarno

Intip Spesifikasi MotoEV, Motor Listrik Karya Anak Bangsa Besutan Pindad

Mobil Presiden Pertama Indonesia Soekarno menggunakan mobil buatan Amerika Serikat, Buick-8. Mobil ini merupakan tipe Limited-8, yang dibuat pada 1939. Buick-8 bukan mobil biasa, pada zamannya mobil ini cukup tangguh menggunakan mesin 5.247 cc.

Ada cerita menarik terkait mobil Kepresidenan Soekarno. Ternyata mobil ini bukan dibeli negara. Pada tahun 1945 mobil Buick-8 ditemukan di belakang kantor Departemen Perhubungan Masa Penduduk Jepang, yang saat ini disebut kantor Direktorat Jendral Perhubungan Laut, Jalan Merdeka Timur, Jakarta.

Suzuki Ertiga 2022 Tertangkap Kamera Sedang Diuji Jalan, Begini Penampakannya

Beberapa mobil Presiden Sokarno lain yang dipakai untuk dinas adalah Cadillac 75, Mercedes-Benz 600, GAZ 13, Zil 111, Lincoln Cosmopolitan (limosin cabrio) dan Chrysler Imperial. Mobil bersejarah ini kini disimpan di Museum Gedung Joang 45 Menteng 31, Jakarta. Kondisinya cukup apik dengan warna hitam mentereng.

2. Presiden Soeharto

Di masa kepemimpinan Presiden Soeharto, mobil kepresidenan yang dipakai adalah Mercedes-Benz 500SEL. Mobil ini memiliki spesifikasi keamanan tingkat tinggi. Mercedes-Benz 500SEL juga pernah digunakan Presiden AS Bill Clinton hingga Ratu Elizabeth II.

Mobil Kepresidenan Soeharto telah dilengkapi kaca antipeluru. Belum lagi pada bagian bodi dilapisi baja dan platina hitam, sehingga tahan serangan mortir dan guncangan. Mercedes-Benz 500SEL mengusung mesin M117.963 delapan silinder berkapasitas 5 liter, yang mampu melaju hingga kecepatan 220 km/jam. Pada 1994, Soeharto mengganti mobil kepresidenannya menjadi Mercedes-Benz S600.

3. BJ Habibie, Abdurahman Wahid (Gus Dur), dan Megawati

Setelah Soeharto lengser pada 21 Mei 1998, mobil Mercedes-Benz S600, menjadi warisan bagi presiden-presiden lainnya mulai dari Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie (1998-1999), kemudian Abdurahman Wahid atau Gus Dur (1999-2001), dan Megawati Soekarno Putri (2001-2004).

Di awal Susilo Bambang Yudhoyono menjadi presiden, dia juga sempat merasakan ketangguhan Mercedes-Benz S600. Di masanya, mobil ini sudah tergolong sangat canggih, karena dilengkapi kaca dan bodi antipeluru, serta tahan dari serangan mortir atau granat.

4. Presiden SBY dan Jokowi

Di era Presiden SBY mobil kepresidenan yang digunakan adalah Mercedes-Benz S600 Pullman Guard. Mobil ini disebut memiliki lisensi perlindungan B6/B7 yang merupakan standar proteksi keamanan tertinggi dari mobil kenegaraan.

Ketangguhan Mercy S600 Pullman Guard ini lebih canggih dan tetap mampu menahan tembakan senapan, mortir, granat, hingga serpihan ledakan bom. Tidak hanya body dan kaca antipeluru. Jika mobil ini kempes atau bocor, masih dapat berjalan hingga 60 kilometer.

Mobil ini juga dilengkapi sistem pemadam kebakaran yang mampu mengunci titik penyebaran api serta panic alarm system untuk memberitahu saat ada ancaman. Pada bagian kaca depan dan jendela belakang mobil ini tahan panas, sistem adjutable doorhold di keempat pintu, kemudian pintu belakang dapat ditarik dan menutup secara otomatis, serta tirai belakang listrik.

Untuk jantung pacu, mobil ini dibenamkan mesin 12 silinder Biturbo, yang mampu memuntahkan tenaga hingga 517 Tk.

Meski memiliki bobot mencapai 4.200 kilogram, Mercedes-Benz S600 Pullman mampu melesat dengan kecepatan puncak 210 km/jam. Mobil tersebut masih digunakan saat era Presiden Joko Widodo sampai saat ini.

Editor: Dani M Dahwilani