Viral Emak-Emak Putar Balik di Jalan Tol, Pengamat: Ini Masalah Adab
“Rata-rata kecepatannya kan tinggi ya, apalagi di lajur kanan dan bisa sampai di atas 60 km/jam sampai 100 km/jam. Ini termasuk melanggar aturan, bahaya kan. Berisiko bukan untuk dia saja, tapi juga orang lain yang bisa jadi korban,” ujarnya.
“Jangan gampang berpikir dangkal, cari gampangnya, cari bangganya, pikirkan juga keselamatan orang lain. Mirisnya, mereka yang melanggar adalah orang tua, dan berisiko dicontoh oleh anak-anaknya,” ujar Sony.
Pelanggaran semacam ini dikatakan oleh Sony sudah kerap terjadi karena kurangnya pemahaman tentang aturan lalu lintas. Oleh sebab itu, terciptalah budaya melanggar aturan yang dianggap sudah menjadi hal yang wajar.
“Ini masalah adab. Jadi akar dari pelanggaran lalu lintas ini adalah adab yang buruk dari masyarakat kita terhadap aturan. Mereka tidak pernah dapat informasi tentang pentingnya keselamatan di bangku sekolahan,” kata Sony.
“Nah, mereka gak paham tuh aturan yang harus mereka taati, akhirnya terciptanya culture yang satu orang melanggar, semua orang ikuti. Culture yang jelek ini lah yang terbangun di Indonesia,” ujarnya.
Untuk mengubah kebiasaan buruk tersebut, Sony menjelaskan, ini butuh waktu yang panjang dan dilakukan oleh banyak pihak. Pasalnya, ini sudah seperti menjadi budaya dan dilakukan secara sadar.
“Ketika kita mau mengubah butuh proses panjang, bisa sampai belasan tahun. Akarnya cuma dua, Adab dan culture. Jadi bukan jaminan dia punya duit, kadang-kadang pelanggaran ini dilakukan dengan kesadaran,” tuturnya.
Editor: Vien Dimyati