Warfy dan Hascar Kolaborasi Daur Ulang Baterai Mobil Listrik di Indonesia
JAKARTA, iNews.id – Jumlah kendaraan listrik dalam beberapa tahun terakhir terus tumbuh. Menjadi permasalahan adalah bagaimana menangani baterai kendaraan listrik.
Gabungan Industri Kendaraan Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan mobil listrik di Indonesia mencapai 23.154 unit pada semester pertama 2023. Angka ini melonjak dari tahun lalu sebanyak 15.437 unit.
Secara rinci, jumlah mobil listrik berbasis baterai (BEV) di Indonesia sebanyak 17.280 unit pada Januari-Juni 2023, disusul mobil listrik jenis hybrid sebanyak 5.849 unit. Jika dibandingkan pada 2022, BEV terjual 10.327 dan hybrid sejumlah 5.100 unit.
Menyikapi itu, perusahaan daur ulang baterai ion-litium, Warfy bekerja sama dengan Hascar Automotive Group, produsen kendaraan listrik yang beroperasi di ASEAN dan Timur Tengah mendaur ulang baterai kendaraan listrik di Indonesia. Inisiatif ini menjadi langkah maju dalam meminimalkan dampak lingkungan melalui daur ulang baterai bekas.
Managing Director Warfy, Tommy Sucipto mengatakan baterai yang habis masa pakainya dan sudah tidak berfungsi lagi hendaknya diganti dan dipasang dengan bateri baru untuk menghasilkan performa kendaraan listrik lebih baik. Untuk itu, daur ulang baterai bekas pada kendaraan listrik ini akan digarap serius oleh kedua perusahaan. Tujuannya adalah memulihkan elemen-elemen berharga yang ada dalam baterai ion litium yang sudah terpakai.
"Ion-litium merupakan jenis baterai yang paling banyak dipakai oleh kendaraan listrik. Baterai ion-litium bekas dari kendaraan listrik adalah sumber daya yang berharga, terutama setelah umur pakainya dalam kendaraan listrik telah berakhir. Baterai ini biasanya masih memiliki kapasitas penyimpanan energi yang cukup tinggi jika digunakan dalam pemanfaatan aplikasi lain, meskipun tidak lagi memenuhi kebutuhan mobilitas," ujarnya, dalam keterangan pers, Minggu (29/10/2023).
Dia mengungkapkan bersama dengan Hascar Automotive Group, Warfy ingin memulai membuat perubahan untuk dampak lingkungan yang lebih baik dan positif. “Kita tahu bahwa penggunaan baterai ion-litium di industri energi terbarukan dan penyimpanan energi adalah salah satu solusi untuk menghadapi tantangan perubahan iklim dan ketidakpastian energi,” katanya.
