5 Motor Matik Termurah di Indonesia, Ada Seharga Rp14 Jutaan
2. Yamaha Mio M3 125 (Rp17.405.000)

Di urutan kedua ada Yamaha Mio M3 125 yang dibanderol Rp17,4 jutaan. Skutik ini memiliki desain yang sporty, dengan lekukan bodinya yang tegas. Pabrikan berlogo garpu tala itu juga memberikan perpaduan warna yang menarik pada motor matic ini.
Dari segi dimensi, Yamaha Mio M3 125 memiliki ukuran panjang 1.870 mm, lebar 685 mm, tinggi 1.035 mm, jarak sumbu roda 1.260 mm, dan tinggi jok 750 mm. Berat totalnya mencapai 92 kg, dengan kapasitas tangki bahan bakar 4,2 liter.
Dapur pacunya dibekali 1 silinder berkapasitas 125 cc, air cooled, 4 stroke, SOHC, fuel injection. Mesin ini dapat menghasilkan tenaga 7,0 kW pada 8.000 rpm dan torsi puncak 9,6 Nm pada 5.500 rpm.
Sesuai brosur, konsumsi bahan bakar Yamaha Mio M3 berkisar 50 km/liter, dan bisa lebih irit apabila fitus SSS (Stop Start System) dihidupkan. Fitur ini dapat mematikan mesin secara otomatis setelah berhenti lebih dari 3 detik, dan hanya perlu memutar gas untuk menghidupkan mesin kembali.
3. Honda BeAT CBS (Rp18.050.000)

Honda BeAT CBS merupakan varian terendah dari keluarga BeAT. Pasalnya, tak banyak ornamen dan fitur yang terpasang pada tipe ini. Untuk itu, Honda membanderol versi ini dengan harga Rp18 juta on the road (OTR) Jakarta.
Meski berstatus varian terendah, tapi seluruh komponen yang terpasang pada skuter matic satu ini sama dengan lainnya. Rangkanya menggunakan model Tulang Punggung – eSAF (enhance Smart Architechture Frame).
Untuk mesinnya, dibekali 1 silinder berkapasitas 109,5 cc, 4 Stroke, SOHC, eSP, injeksi PGM-FI. Mesin ini dapat menghasilkan tenaga 9,0 PS pada putaran mesin 7.500 rpm dan torsi puncak 9,3 Nm pada 5.500 rpm.
Sebagai motor yang mendapat julukan sejuta umat, motor ini memiliki dimensi ukuran panjang 1.877 mm, lebar 669 mm, tinggi 1.074 mm, dan ketinggian jol 740 mm. Beratnya mencapai 89 kg, dengan kapastitas tangki bahan bakar 4,2 liter.
PT Astra Honda Motor (AHM) mengklaim konsumsi BBM Honda BeAT mencapai 60,6 km/liter. Hal ini terjadi berkat pengembangan pada sektor mesin dan juga rangka yang digunakan sehingga memungkinkan penggunaan bahan bakar lebih maksimal.