Mahir Ngerem Belum Cukup, Ini 3 Etika Penting Pengendara Motor di Jalan
JAKARTA, iNews.id - Banyak pengendara motor merasa sudah mahir menarik tuas rem, tetapi belum tentu memahami etika pengereman yang aman dan bertanggung jawab. Sebab itu, penting etika mengerem sebagai bagian dari budaya keselamatan berkendara.
Lalu lintas di kawasan perkotaan dikenal sebagai salah satu yang paling padat dan dinamis di Indonesia. Setiap hari, pengendara sepeda motor harus berbagi ruang dengan berbagai jenis kendaraan, mulai dari mobil pribadi, bus, truk, hingga transportasi umum.
Dalam kondisi seperti ini, kemampuan berkendara saja tidak cukup. Diperlukan sikap berkendara yang beretika agar keselamatan tetap terjaga.
Salah satu hal paling krusial namun sering dianggap sepele pengendara sepeda motor adalah cara mengerem. Banyak pengendara merasa sudah mahir menarik tuas rem, tetapi belum tentu memahami etika pengereman yang aman dan bertanggung jawab, terutama di lalu lintas perkotaan yang padat dan serba cepat.
“Di lalu lintas padat seperti Jakarta misalnya, pengereman punya peran sangat besar dalam mencegah kecelakaan. Cara kita mengerem bisa berdampak langsung pada keselamatan diri sendiri dan pengendara lain,” ujar Head of Safety Riding Promotion PT Wahana Makmur Sejati (WMS), Agus Sani dalam keterangan pers dilansir Kamis (25/12/2025).
Dia menegaskan pemahaman etika pengereman perlu diperhatikan agar pengendara tidak hanya fokus pada kecepatan dan keterampilan, tetapi juga pada tanggung jawab di jalan raya.
Lalu apa saja yang harus diperhatikan saat mengeram motor di jalan? Tim Safety Riding WMS membagikan tiga etika utama dalam melakukan pengereman sepeda motor, khususnya menghadapi karakter lalu lintas kota yang padat, sering berhenti mendadak, dan penuh kejutan.