2 Pemilik PO Bus Ini Pilih Keluar dari PNS, Kini Ada yang Punya Ratusan Bus Beromzet Miliaran Rupiah
JAKARTA, iNews.id - Bisnis angkutan umum seperti perusahaan otobus (PO) di Indonesia terus berkembang. Tak heran, banyak orang tergoda membangun usaha di bidang transportasi massal ini.
Bahkan, di antara mereka ada yang pilih keluar dari pekerjaan mapan sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Namun, pilihannya ini justru membuat mereka sukses menjadi pengusaha PO bus.
Ada yang bergerak di bidang pariwisata, ada pula yang bergelut di angkutan bus antar kota antar provinsi (AKAP). Salah satunya memiliki ratusan bus dengan omzet perusahaan diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah.
Siapakah mereka yang memilih keluar dari PNS dan sukses membangun PO bus. Dilansir dari kanal YouTube PerpalZ TV, berikut deretannya.
H Hasanuddin Adnan - PO SAN

Perjalanan panjang perusahaan otobus ini dimulai dari program transmigrasi yang kini menjadi langganan penumpang dari dan ke Sumatra. PO SAN didirikan oleh Haji Hasanuddin Adnan dan kini menjabat sebagai komisaris utama PT SAN Putra Sejahtera.
H Hasanuddin Adnan lahir dari keluarga sederhana. Awalnya Hasanuddin merupakan seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai pengemudi di Pemerintah Provinsi Bengkulu. Dia bekerja di bagian kendaraan dan transportasi.
Wawasan mengenai transportasi ini membuatnya melihat banyak peluang bisnis selain menjadi PNS. Dia mengawali usaha melalui angkutan truk.
"Karena awalnya kan Bengkulu tahun 1968 pecahan dari Provinsi Sumatera Selatan. Provinsi ini berawal dari karesidenan. Tahun 1969-70 saya tamat SMA sudah bergabung ke PNS pemprov, tugas saya banyak di kendaraan," katanya
Hasanuddin mengungkapkan, saat usahanya berkembang dirinya memutuskan keluar dari PNS. "Waktu itu saya minta berhenti. Namun atasan saya menolak. Bahkan, surat pengunduran diri saya dirobek-robek. Atasan saya bilang putra daerah dibutuhkan," ujarnya.
Dia menjelaskan tidak semua putra daerah harus menjadi PNS. Daerah ini membutuhkan alat transportasi yang baik, sehingga memilih meneruskan usaha yang berkembang.
Dalam filosofi bisnisnya, Hasanuddin menekankan kualitas layanan. Bukan pada seberapa banyak mobil dimiliki. "Saat ini umur saya sudah 70 tahunan lebih. SAN tak perlu ribuan bus. Yang penting bus bisa beroperasi dengan pelayanan terbaik, sehingga perusahaan sehat," katanya.
PO SAN sendiri saat ini memliki lebih dari 100 armada bus. Jika dikalkulasi omzet PO bus yang dibangun Hasanuddin ditaksir mencapai ratusan miliar rupiah.