5 Pemilik PO Bus Besar Berjuang dari Nol, Nomor 4 Tidak Lulus SD demi Bantu Keluarga
Itu merupakan awal mula Pak Roso bisa memiliki ratusan unit bus Rosalia Indah pada saat ini. Tapi, itu tak serta-merta mengubahnya menjadi seseorang yang congkak. Dia tetap membumi dan berpenampilan apa adanya.
“Saya tidak ada tampang pamer, saat jadi kondektur ya seperti ini dan sekarang jadi bos ya seperti ini. Penampilan kondektur saja,” ujarnya.
Penampilan sederhana itu membuat Pak Roso sempat disangka sebagai salah satu pegawai PO Rosalia Indah ketika ada mahasiswa yang ingin menyewa bus.
“Ya karena penyampaian sopan dan tujuannya jelas. Saya bawa ke ruangan, dan di sana dia kaget saat tahu saya Pak Roso. Saya bilang gak apa-apa, memang Pak Roso tampilannya seperti kondektur. Jadi jangan kaget kalau Pak Roso tampilannya begini,” tuturnya sambil tersenyum.
Kini, Rosalia Indah menjadi salah satu PO bus terbesar di Indonesia hingga memiliki ratusan armada. Tidak hanya usaha bus, mereka juga memiliki restoran, SPBU hingga hotel.
2. PO Haryanto

Berdirinya PO Haryanto tak lepas dari perjuangan pemiliknya, Haji Haryanto. Dia lahir dari keluarga kurang mampu, sehingga sejak berusia muda sudah berjuang membantu perekonomian keluarga.
Suatu saat, Haryanto memutuskan untuk mendaftar Secata (Sekolah Calon Taruna). Setelah digodok selama lima bulan hingga lulus, dia berhak menyandang pangkat Prajurit Dua (Prada).
Dalam penugasannya dia ditempatkan sebagai sopir batalyon. Dia kemudian menikah pada 1982, kebutuhan yang meningkat yang membuat Haji Haryanto memutuskan membeli angkot bermodalkan tabungan Rp750 ribu.
Saat itu, dia mengemudikan sendiri setelah pulang dinas. Pada 1987, usahanya semakin berkembang hingga memiliki beberapa unit mobil angkutan kota. Bahkan, saat krisis moneter Haji Haryanto membeli beberapa unit angkot bekas untuk dijadikan tambahan armada.
Namun, Haji Haryanto memutuskan membeli bus setelah menjual sejumlah angkot. Saat itu, PO Haryanto mulai berdiri dengan trayek awal Cikarang-Tangerang menggunakan lima bus.
Karier militer Haji Haryanto berakhir pada 2000. Dia memutuskan pensiun dini dengan pangkat terakhir Kopral Kepala. Keputusan itu diambil karena ingin fokus mengembangkan usaha di bidang transportasi darat.
Seiring perjalanan waktu, H Haryanto kini punya punya ratusan armada bus, SPBU dan restoran. Pria yang dikenal dermawan ini menerapkan aturan disiplin bagi karyawannya untuk tidak meninggalkan sholat.
3. PO Harapan Jaya

PO Harapan Jaya merupakan salah satu PO yang sangat legendaris karena sudah beroperasi sejak 1972. Saat ini, PO kebanggaan masyarakat Tulungagung, Jawa Timur itu dinakhodai Sugio Utomo dan terus mengalami perkembangan sangat pesat.
Siapa nyana, PO Harapan Jaya justru dirintis dengan cerita melankolis yang dari seorang pria bernama Harjaya Cahyana. Awalnya Harjaya Cahyana adalah seorang sopir bus Nusantara yang punya banyak pengalaman trayek antar provinsi.
Setelah malang melintang jadi sopir bus, Harjaya Cahyana kemudian mencoba mendirikan PO dengan membeli satu bus. "Satu unit bus itu kira-kira senilai Rp350 juta waktu itu," ujar Sugio Utomo dikutip kanal YouTube PerpalzTV.
Pengorbanan sebesar itu ternyata membawakan hasil buat Harjaya Cahyana. Bus yang dia miliki jadi pilihan masyarakat Tulungagung yang ingin ke Surabaya. Tidak butuh waktu lama akhirnya Harjaya Cahyana menambah bus hingga tiga unit.
Dibantu sang istri dalam berbisnis, Harjaya mengoperasikan ketiga armada busnya dengan trayek Surabaya-Tulungagung pulang pergi (PP). Pada 1990-an, PO Harapan Jaya semakin berkembang hingga menambah kembali beberapa armada.
Pada 1993, bus yang memiliki julukan Kuda Oranye ini kembali membuka trayek baru, yaitu Tulungagung-Jakarta. Ini membuat mereka terus menambah armada.
Pada 2000, armada PO Harapan Jaya mencapai 85 unit dan kembali membuka berbagai rute baru. Hingga kini, PO Harapan Jaya memiliki berbagai layanan, seperti bus Antar Kota Dalam Provinisi (AKDP), Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), dan bus pariwisata.