PO Bus Kebanyakan Pilih Remajakan Armada Ketimbang Beli Baru, Ini Penyebabnya

JAKARTA, iNews.id – Perusahaan otobus (PO) berlomba menghadirkan armada terbaiknya. Namun, tidak semua bus yang dijalankan baru. Banyak PO bus memilih merestorasi atau meremajakan armadanya dibandingkan beli baru.
Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan mengatakan perusahaan otobus memilih meremajakan bus lama untuk menghemat anggaran. Ini mengingat pemasukan mereka menurun drastis akibat pandemi Covid-19.
Pertimbangan kondisi bus yang masih bagus juga membuat mereka memilih tak membeli sasis dan membuat bodi baru.
“Ini berimbas pada bisnis karoseri bus. Saya lihat bisnis karoseri sudah mengalami peningkatan. Tapi kita tidak ngomong saat masa pandemi ya setelah aturan ini melonggar dan kondisi covid terkendali,” kata Sani ketika ditemui di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pekan lalu.
Menurutnya, hanya beberapa PO yang bisa menambah armada bus baru setelah pandemi Covid-19 mereda dan perjalanan dilonggarkan. Namun, untuk pengusaha kecil lebih memilih merenovasi bus mereka.
“Karoseri hidup lagi, tapi terjadi seleksi alam. Jadi kalau untuk bangun baru, sampai hari ini belum banyak. Hanya PO besar punya “sultan” yang uangnya tinggal metik yang bisa bangun baru. Untuk yang kelas level menengah mereka lebih banyak make over,” ujarnya.
Sani yang juga Direktur Utama Perusahaan Otobus Siliwangi Antar Nusa (PO SAN) baru-baru ini menambah armada baru. Tapi, itu dilakukan setelah menjual beberapa unit untuk diganti dengan yang baru demi peremajaan unit.
“Jadi kalau saya lihat saat ini industri karoseri selain produksi barunya juga sudah hidup, yang body repair ini lebih hidup sekarang,” katanya.