5 Momen Olahraga yang Mengubah Peristiwa Dunia, Nomor 3 Terjadi di Kualifikasi Piala Dunia
JAKARTA, iNews.id - Terdapat 5 momen olahraga yang mengubah peristiwa dunia. Salah satunya terjadi di kualifikasi Piala Dunia 2010.
Banyak yang mengatakan jika olahraga dapat mengubah dunia. Hanya saja, terkadang pernyataan tersebut menjadi kiasan semata. Namun, memang terdapat beberapa momen di mana olahraga benar-benar mengubah dunia.
Sifat kompetitif olahraga telah memberikan peran penting dalam sejarah, di mana bangsa-bangsa saling bersaing dan para individu berjuang untuk menjadi yang terbaik. Hal ini tidak mengherankan kemudian bahwa olahraga telah mengubah jalannya sejarah lebih dari sekali.
Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika banyak peristiwa olahraga yang mengubah dunia. Terkadang, hal itu terjadi secara tidak sengaja, sehingga memaksa perubahan.
Lalu apa saja peristiwa yang diubah lewat olahraga? Dikutip iNews dari berbagai sumber, berikut lima momennya.
1. Diplomasi Ping-pong
Pada masa perang dingin, dunia terbagi menjadi dua, antara kubu komunis melawan barat. Termasuk salah satunya China yang merupakan penganut komunis kuat, serta Amerika Serikat (AS) yang menjadi kekuatan negara barat.
Ketika itu, China menutup diri dari pengaruh luar dan mengisolasi diri. Meski begitu, siapa yang menyangka jika pertandingan tenis meja atau pung-pong dapat mengubah kebijakan negara tersebut.
Diplomasi ping-pong pertama terjadi pada tahun 1971. Ketika itu, diadakan pertandingan antara pemain China dan AS. Pertandingan itu pun berujung pada keputusan China mengundang tim tenis meja AS untuk melakukan pertandingan persahabatan.
Pertandingan tersebut akhirnya berujung pada kunjungan Presiden AS saat itu, Richard Nixon ke China pada tahun 1972. Kunjungan ini berlanjut pada terbentuknya ikatan diplomatik antara kedua negara mulai tahun 1979, sekaligus mengakhiri isolasi China dari dunia luar.
2. Gencatan Senjata Malam Natal
Perang dunia I memang menimbulkan permusuhan yang parah antar negara yang terlibat. Apalagi perang tersebut berlangsung selama empat tahun, dari 1914 sampai 1918.
Namun, kejadian langka terjadi pada malam natal 1914. Ketika itu, tentara dari Inggris dan Jerman diketahui secara diam-diam gencatan senjata. Mereka berdamai untuk beberapa saat, untuk bermain sepak bola.
Hanya saja, tidak sedikit yang meragukan kejadian ini benar-benar terjadi. Terlebih ketika sudah sampai di telinga maisng-masing komandan yang akan membantah. Namun, hal itu menjadi salah satu bukti jika olahraga dapat menyatukan negara.
3. Kualifikasi Piala Dunia 2010 Antara Turki dan Armenia
Dalam sejarahnya, publik Armenia menyimpan dendam kepada Turki. Hal itu menyusul genosida yang dilakukan oleh tentara Turki pada Perang Dunia I dan mengorbankan 1,5 juta nyawa warga Armenia.
Akibat kejadian itu, tidak ada hubungan diplomasi antara Armenia dan Turki selama setidaknya 90 tahun. Kedua negara kemudian harus berjumpa pada kualifikasi Piala Dunia 2010, karena sama-sama tergabung di Grup 5 wilayah Eropa.
Kedua negara bertemu untuk pertama kali di Hrazdan Stadium di Armenia, September 2008. Banyak yang memperkirakan pertandingan bakal berlangsung panas dan bertensi tinggi.
Namun, keadaan tersebut tidak terjadi. Sebaliknya, pertandingan itu menjadi awal dari persahabatan Turki dan Armenia, dengan presiden kedua negara ikut hadir di stadion.
4. Kematian Pangeran Akibat Bola Kriket
Kriket adalah salah satu olahraga yang digemari di Inggris, dan tak terkecuali Pangeran Wales, Frederick. Ketika tiba di Inggris pertama kali pada 1731 silam, Frederick sudah mulai menyukai kriket.
Pada 31 Maret 1751, Frederick terlibat pada sebuah pertandingan kriket. Namun, ketika itu dadanya terhantam oleh bola kriket, dan menyebabkan kematian putra dari raja George II.
Hanya saja, banyak yang memprediksi kematiannya akibat dari pneumonia. Namun, tidak sedikit yang menyebar kabar jika kematian Frederick adalah akiat bola kriket.
Akibat kematian Frederick, George III pun naik tahta. Padahal, seharusnya Frederick yang menjadi penerus George II. Namun, kematian tak terduga dari Frederick menjadi awal dari kegilaan George III.
5. Kerusuhan Nika
Di masa Romawi kuno, balap kereta menjadi tontonan massal yang paling populer. Pertandingan dramatis ini diselenggarakan kaisar untuk meningkatkan popularitas dan prestise mereka di mata rakyat.
Dengan risiko yang tinggi, maka tidak heran jika kusir pemenang akan mendapatkan hadiah yang fantastis. Bahkan, pemenang dari balap kereta ini turut menjadi arah bergeraknya politik.
Pada saat ibukota dipindahkan ke Konstantinopel, hanya ada dua: Hijau dan Biru. Dengan hanya dua pilihan, dukungan masing-masing tim menjadi sangat berpengaruh
Tak sekedar bertaruh, tim pilihan menjelma jadi pernyataan politik dan pilihan hidup. Pada tahun 501 Sebelum Masehi, Hijau menyerang biru dan membunuh 3.000 Orang.
Pada tahun 532 SM, situasi tegang meledak menjadi pemberontakan ketika Kaisar Justianus menindak kekerasan ini. Segera, kedua belah pihak bersatu dalam kemarahan.
Mereka melakukan kerusuhan sambil berteriak, 'Nika!' atau 'Menang!'. Teriakan ini lazim didengar di hippodrome atau arena pertandingan balap kuda. Para perusuh mulai membakar ibukota. Mereka bahkan menobatkan seseorang untuk menjadi kaisar saingan.
Editor: Dimas Wahyu Indrajaya