Kisah Ferry Sonneville, Legenda Bulu Tangkis Indonesia yang Diongkosi demi Piala Thomas 1958
JAKARTA, iNews.id - Legenda bulu tangkis Indonesia, Ferry Sonneville, bisa saja tidak turun di Piala Thomas 1958 karena masalah ongkos. Beruntung, masyarakat Indonesia menggalang dana sehingga dia bisa ikut bahkan sampai menjuarai kejuaraan tersebut.
Ferry Sonneville merupakan pebulu tangkis top Indonesia pada era 50-60-an. Dia menjadi bagian Timnas Indonesia ketika merebut Piala Thomas 1958 di Singapura.
Kehadiran Ferry di tim diharapkan baik sebagai player maupun coach. Peranannya vital mengingat dia punya pengalaman dan prestasi yang diraihnya di level nasional dan internasional. Sebelum menyabet Piala Thomas, dia sempat merajai kejuaraan bulu tangkis di Belanda dan Malaysia.
Namun, Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) terhalang kendala membawanya ke Piala Thomas. Saat itu sosok kelahiran Kemayoran, Jakarta, sedang mengenyam pendidikan ekonomi di Nederlandse Economische Hoogeschool (NEH), Belanda. PBSI tahu akan hal itu, tapi mereka kesulitan membiayai perjalanan Ferry.
Harapan datang dari Tjoa Keng Lin. Penderma asal Bogor datang ke kantor redaksi majalah Star Weekly dan memberi usul penggalangan dana untuk membiayai ongkos pulang-pergi Ferry.