Profil Biodata Nigel Mansell, Juara F1 yang Pernah Dorong Mobilnya hingga Garis Finis
Saat bersama Lotus, salah satu yang dikenang dari mansel adalah saat aksinya mendorong mobil sampai garis finis di Dallas. Balapan di Dallas saat itu menjadi balapan terpanas dengan suhu mencapai 40 derajat celcius. Mansell saat itu langsung pingsan setelah berhasil mendorong mobilnya sampai garis finis demi mengamankan P6 lomba.
Starting from his first F1 pole, Nigel Mansell (Lotus-Renault-95T) led the first 35 laps. Tyre issues dropped the Lotus to 5th & the gearbox packed up on the last lap. Mansell attempted to push his car over the line, passing out in the heat.
— 1980s F1 ???? (@F1_1980_1989) July 8, 2021
Dallas GP, Fair Park, 8 July 1984. pic.twitter.com/CUyAjr6J4a
Bersama tim Williams, Mansell didapuk dengan Keke Rosberg yang menjadi rekan setimnya. Mansell tiba-tiba berkembang menjadi pemenang yang produktif, dimulai dengan Grand Prix Eropa 1985 di Brands Hatch, di mana dia menangis di podium. Dalam rentang waktu 18 bulan dia memenangkan 11 balapan, namun kalah di dua Kejuaraan Dunia.
Pada tahun 1986, ban mobilnya pecah di Adelaide dan menghancurkannya di saat-saat terakhir. Pada tahun 1987, dia mengalami kecelakaan kualifikasi serius di Suzuka yang melukai punggungnya lagi dan membuatnya gegar otak tulang belakang dan menyerahkan gelar kepada rekan setimnya dari Williams-Honda, Nelson Piquet.
Pertengahan 1988, Mansell dihubungi langsung oleh Enzo Ferrari seputar kontrak pembalap untuk musim 1989. Mansell lalu menjadi pembalap terakhir yang dikontrak langsung oleh Enzo Ferrari di Maranello sebelum 'The Old Man meninggal dunia pada Agustus 1988.
Di musim perdananya bersama Ferrari pada tahun 1989, Mansell berhasil finis di posisi 4 klasemen akhir. Musim berikutnya, dia turun di posisi kelima klasemen.
Namun, performanya memuncak di musim 1991 ketika dia kembali bersama Williams-Renault. Dia berhasil mendapatkan 9 podium dan 5 kali menang dalam 16 pertandingan. Capaian tersebut membuatnya menjadi runner up di bawah Ayrton Senna.
Seolah tak mau menyerah, Mansell memperbaiki performanya di musim berikutnya. Hasilnya, dia berhasil melakoni 16 pertandingan, 12 podium dengan 9 kemenangan. Hasil tersebut membawa namanya menjadi juara dunia F1 1992.
Karena ada masalah internal dalam tim, Mansell memutuskan pergi dan absen dari F1 1993. Dia memutuskan mengikuti balap IndyCar di Amerika, di mana dia langsung mendominasi dan bahkan menjadi juara IndyCar 1993.
Pada tahun 1994, Williams membujuknya kembali untuk melakoni empat balapan terakhir. Yang terakhir di Australia, dia memenangkan lomba dengan cara yang menakjubkan dari posisi terdepan. Tahun berikutnya yakni pada 1995, dia sempat balapan dua kali untuk McLaren. Namun, dia memutuskan untuk berhenti karena mobil tidak sesuai dengan kecepatan yang diinginkan. Ternyata, itu sekaligus menjadi balapan terakhirnya di F1.
Setelah 187 balapan yang sulit dalam 15 musim yang penuh gejolak, Nigel Mansell yang berusia 41 tahun meninggalkan balapan Formula Satu untuk selamanya.
Itulah profil biodata Nigel Mansell. Bakat membalapnya kini menitis ke anaknya Greg Mansell yang memacu kecepatan dengan mobil dan sepeda balap.
Editor: Dimas Wahyu Indrajaya