Tak Takut Lawan Imane Khelif yang Dituding Transgender, Petinju Hungaria: Jika Dia Pria, Kemenangan Saya Lebih Besar!
Carini sebelumnya mengatakan, pukulan Khelif menjadi yang terkeras yang pernah dia hadapi dalam hidupnya. Petinju berusia 25 tahun itu mengaku tidak pernah mendapat pukulan sekeras saat dia melawan Khelif.
"Saya terbiasa menderita. Saya tidak pernah menerima pukulan seperti itu tidak mungkin untuk melanjutkannya. Saya bukan siapa-siapa untuk mengatakan itu ilegal," kata Carini setelah mengundurkan diri dari pertarungan sambil menahan tangis.

Carini sebenarnya ingin melanjutkan bertarung melawan Khelif meski merasakan sakit luar biasa di hidungnya. Namun, dia terpaksa memutuskan berhenti karena tidak tahan dengan pukulan-pukulan Khelif.
"Saya naik ring untuk bertarung. Namun, saya tak ingin melakukannya lagi setelah menit pertama. Saya mulai merasakan sakit yang hebat di hidung saya. Saya tidak menyerah tetapi pukulan itu terlalu menyakitkan sehingga saya berkata cukup. Saya pergi dengan kepala tegak," kata Carini.
Keikutsertaan Khelif di Olimpiade 2024 menjadi berita hangat setelah dia didiskualifikasi di kejuaraan dunia yang digelar Asosiasi Tinju Internasional (IBA) pada 2023. Dia gagal dalam tes kelayakan gender karena kadar testosteron yang tinggi. Namun, dia diizinkan untuk berpartisipasi dalam Olimpiade, seperti halnya petinju Taiwan Lin Yu-ting, yang terlibat dalam situasi yang sama. Baik Khelif dan Lin Yu-ting tak pernah secara terbuka menyatakan diri sebagai laki-laki, transgender atau interseks.
Sementara Komite Olimpiade Internasional (IOC) merilis pernyataan menyusul reaksi keras terhadap Khelif. Juru bicara IOC, Mark Adams menegaskan, Imane Khelif memenuhi syarat untuk Olimpiade karena di paspor menyebutkan jenis kelaminnya perempuan. Standar yang sama diterapkan pada Lin Yu-ting yang juga didiskualifikasi dari Kejuaraan Dunia 2023 karena alasan serupa.
"Semua yang berkompetisi di kategori wanita mematuhi aturan kelayakan kompetisi. Mereka adalah wanita di paspor mereka dan dinyatakan bahwa mereka memang wanita," kata Mark Adams, Selasa, 30 Juli.
Editor: Maria Christina