5 Kematian Tragis Pesepak Bola, Ada yang Tabrakkan Diri ke Kereta Ekspres
JAKARTA, iNews.id - Terdapat 5 kematian tragis pesepak bola dunia. Salah satunya meregang nyawa usai menabrakkan diri ke kereta ekspres yang tengah melaju.
Kehidupan pesepak bola tidak sepenuhnya indah layaknya tersebar di media. Di balik kelihaiannya mengolah si kulit bundar di lapangan hingga menjadi idola, tak jarang di antara mereka memiliki kehidupan kelam.
Kehidupan di luar lapangan yang kelam tak jarang membuat mereka hidup dengan penuh tekanan, stres hingga depresi. Bahkan ada juga yang memutuskan mengakhiri hidup dengan bunuh diri.
Sejak era 1900-an fenomena pesepak bola mengakhiri hidup sudah mulai marak. Beragam cara mereka lakukan, mulai dari menggantung diri, meminum zat terlarang, hingga menabrakkan diri ke kereta melaju cepat. Dirangkum iNews dari berbagai sumber pada Jumat (10/6/2022), berikut kisah singkat para pemain bola yang mengakhiri hidupnya secara tragis.
5 Kematian Tragis Pesepak Bola
1. Carlos Jose Castillo (Timnas Brasil 1927-1987)
Penggemar di era 80-an ke atas tidak asing dengan nama Castillo. Dia menjadi bagian Tim Samba dalam menempuh Piala Dunia dalam empat edisi: 1950, 1954, 1958, dan 1962.
Castillo pun memiliki catatan yang hebat sepanjang karirnya. Dia berhasil membukukan 777 gol dalam 696 pertandingan.
Namun, di balik kehebatannya, justru menjadi bumerang untuknya. Dia kerap mendapat tuntutan tak realistis dari klub maupun penggemar. Merasa tertekan, Castillo memilih untuk bunuh diri.
2. Justinus Fashanu (Miramar Rangers 1961-1998)
Ian Wright prepared to fight all the way following racist abuse online. The Justin Fashanu Foundation are right behind him. Are you?
— The Justin Fashanu Foundation (@TJFFOUNDATION) May 12, 2020
Keyboard warriors must be held accountable.@IanWright0 #JustinFashanu #TheJustinFashanuFoundation #TJFF #racism #antiracism #ianwright #Equality pic.twitter.com/bscRDLNtMe
Pemain kelahiran London ini kerap membuat geger sepak bola dunia pada eranya. Di antaranya saat dia meminta 1 juta poundsterling ketika meminta pindah dari Norwich ke Nottingham Forest pada 1981.
Itu belum seberapa, karena puncak kegegeran didapat saat dia mengaku adalah seorang homoseksual. Lebih parah lagi, pada 1998 dia ketahuan melakukan pelecehan seksual.
Dia pun dibawa kepersidangan. Namun ujung-ujungnya dia kabur dan memutuskan bunuh diri setelahnya.