Ada Intervensi Donald Trump, UEFA Tunda Keputusan Sanksi Israel
Seperti dilaporkan The Guardian, proposal damai tersebut mendapat dukungan dari sejumlah pemimpin Eropa, termasuk Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer. Kendati demikian, posisi UEFA bisa saja berubah jika kesepakatan tidak tercapai.
Jika keputusan sanksi benar-benar dijatuhkan, dampaknya besar: Timnas Israel, baik putra maupun putri, akan dikeluarkan dari UEFA Nations League. Klub Maccabi Tel Aviv juga otomatis terdepak dari Liga Europa. Saat ini, mereka masih dijadwalkan menghadapi Dinamo Zagreb pada Kamis (2/10/2025) mendatang, yang bisa jadi menjadi laga terakhir mereka di kompetisi tersebut.
Israel memang masih diperbolehkan ikut kualifikasi Piala Dunia, karena ajang tersebut diatur FIFA. UEFA hanya menjadi penyelenggara kualifikasi bersama. Artinya, kecuali FIFA ikut melarang, Israel tetap dapat bermain di jalur kualifikasi. Saat ini mereka menempati posisi ketiga Grup I, sejajar poin dengan Italia.
Presiden UEFA Aleksander Ceferin beberapa kali diminta bersikap. Bulan lalu, ia menegaskan tidak sepakat jika atlet harus dihukum karena keputusan politik negara mereka.
“Pertama-tama, apa yang terjadi pada warga sipil di sana sangat menyakitkan bagi saya,” kata Ceferin kepada Politico.
“Namun, dari sisi lain, saya bukan pendukung pelarangan atlet. Apa yang bisa dilakukan atlet kepada pemerintah mereka untuk menghentikan perang? Sangat sulit. Sekarang, larangan bagi tim Rusia sudah berlangsung tiga setengah tahun. Apakah perang di Ukraina berhenti? Tidak,” tambahnya.
Dengan kondisi yang terus berubah, nasib Israel di ajang sepak bola Eropa kini masih menunggu hasil diplomasi global. UEFA bisa saja mengambil langkah tegas, namun untuk sementara memilih menunda keputusan sampai ada perkembangan terbaru dari proposal damai yang digagas Trump.
Editor: Abdul Haris