Biodata Matthew Baker Pemain Keturunan Timnas Indonesia U-17 Berdarah Medan
Sebagai bek kiri modern, Matthew Baker mengandalkan kecepatan dan kemampuan membaca situasi. Ia mampu naik membantu serangan, tetapi juga cepat kembali untuk menutup ruang lawan. Kontrol bolanya baik, umpan-umpannya akurat, dan ia punya pemahaman posisi yang matang untuk usianya.
Selain aspek teknis, karakter kerja kerasnya menonjol. Ia tidak hanya fokus menyerang, tetapi juga rajin menekan lawan dan membantu pertahanan. Pelatih Melbourne City dan Timnas U-17 sama-sama menilai bahwa Matthew memiliki mental pekerja keras dan selalu berusaha belajar dari kesalahan di lapangan.
Meskipun lahir dan besar di Australia, Matthew tidak pernah melupakan asal-usul ibunya dari Medan. Ia sering menyebut bahwa darah Indonesia memberinya motivasi tambahan setiap kali mengenakan seragam merah-putih. Marga Sitorus yang disandangnya menjadi pengingat akan akar keluarganya dari Sumatera Utara.
Matthew bahkan mulai belajar bahasa Indonesia agar lebih mudah berinteraksi dengan rekan-rekan di tim nasional. Ia juga tertarik mengenal lebih dalam budaya Batak dari keluarganya di Medan. Sikap ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat Indonesia, terutama para pendukung sepak bola di Sumatera Utara. Banyak yang bangga melihat pemain muda keturunan daerahnya tampil di panggung internasional.
Matthew sebenarnya memiliki dua pilihan: membela Australia atau Indonesia. Namun ia memutuskan untuk memperkuat Garuda Muda. Alasannya sederhana — ia ingin menghormati darah Indonesia dari ibunya dan merasa punya tanggung jawab untuk berkontribusi bagi sepak bola Tanah Air.
Pilihan ini menunjukkan kedewasaan dalam berpikir, meski usianya masih sangat muda. Banyak pengamat menilai keputusan itu bukan hanya soal kesempatan bermain, tetapi juga karena rasa bangga terhadap asal-usulnya.
Biodata Matthew Baker pemain keturunan Timnas Indonesia U-17 berdarah Medan menggambarkan sosok muda dengan semangat tinggi dan tekad kuat untuk membawa nama Indonesia di kancah dunia. Lahir di Melbourne dari ayah Australia dan ibu asal Medan, ia menunjukkan bahwa identitas ganda tidak menghalangi rasa cinta terhadap Tanah Air.
Editor: Komaruddin Bagja