Bukan Lagi Raja Assist, Kevin De Bruyne Dapat Peran Baru di Napoli

Dalam sembilan penampilannya di semua kompetisi musim ini, De Bruyne telah melepaskan lebih banyak tembakan ke gawang dibandingkan rata-rata musim lalu di City. Meski begitu, efektivitasnya dalam menciptakan peluang untuk rekan setim masih di bawah standar yang biasa dia torehkan.
Perubahan ini juga dianggap sebagai bagian dari proses adaptasi Kevin De Bruyne terhadap gaya sepak bola Italia yang lebih taktis dan defensif. Di Stadio Diego Armando Maradona, dia dituntut bermain lebih fleksibel, membantu menekan lawan sekaligus menjadi pengatur tempo permainan.
Meski jumlah assist-nya menurun, performa De Bruyne tetap dianggap krusial. Tiga gol yang semuanya berasal dari bola mati menunjukkan ketepatan dan visi yang masih menjadi senjata utamanya. Di Liga Champions, kontribusinya masih terlihat jelas dengan dua assist dalam dua laga, menandakan pengaruhnya tetap besar di panggung Eropa.
Perubahan peran ini mungkin menjadi strategi jangka panjang Napoli untuk menjaga keseimbangan permainan. De Bruyne kini lebih sering menjadi pengatur ritme dan pembuka ruang ketimbang finisher peluang bagi rekan-rekannya.
Dengan statusnya sebagai salah satu gelandang paling berpengaruh di dunia, De Bruyne dianggap memiliki kemampuan adaptasi tinggi. Sky Sport menyebut, transformasi ini bisa memperpanjang kariernya di level tertinggi, karena dia kini lebih mengandalkan kecerdasan taktik daripada intensitas fisik.
Napoli kini tengah mempersiapkan diri menghadapi PSV Eindhoven dalam laga Liga Champions berikutnya, setelah kalah 0-1 dari Torino pada akhir pekan lalu. De Bruyne diharapkan menjadi kunci kebangkitan Napoli dengan peran barunya — bukan lagi sekadar raja assist, tapi sebagai arsitek utama serangan di lini tengah Partenopei.
Editor: Abdul Haris