Fakhri Husaini Ogah Latih Klub, Ini Alasannya
Kondisi ini memunculkan pro dan kontra. Yang pro, menganggap keputusan PSSI tepat, dan mengarahkan Fakhri untuk membuktikan kualitasnya di level klub terlebih dahulu. Namun, Fakhri menolaknya.
“Saya tidak terprovokasi dengan comment ini (melatih klub), karena saya masih memiliki masa kerja di PT. Pupuk Kaltim, Saya tidak akan mengorbankan pekerjaan saya hanya untuk melatih klub. Jika selama ini saya melatih Timnas, itu karena mendapat izin dari perusahaan untuk melaksanakan tugas negara,” ujar Fakhri.
“Untuk pembuktian gelar, Alhamdulillah sudah ada meski di level Timnas kelompok umur,” kata mantan gelandang Timnas Indonesia pada periode 1986-1997 itu.
Meski begitu, Fakhri tak menutup kemungkinan suatu saat dirinya akan menerima tawaran melatih klub lokal atau pun luar negeri.
“Insya Allah setelah pensiun, saya akan melatih. Melatih, bagi saya adalah ibadah. Sebagai muslim, saya wajib mengamalkan ilmu yang saya miliki,” Fakhri menuturkan.
“Apakah saya melatih tim Liga 1, 2, 3, atau tim Elite Pro Academy U-16, U-18, U-20, atau mungkin saja saya melamar ke Kemenpora untuk melatih tim sepak bola program pemerintah seperti Ragunan atau PPLP, sangat tergantung bagaimana masa depan tata kelola sepak bola kita,” ucapnya.
Fakhri juga berharap sepak bola Indonesia bisa jauh lebih maju dari saat ini. “Jika saya tidak mampu membuat sepak bola kita menjadi lebih baik, bersih, minimal saya tidak punya andil ikut mengotorinya,” Fakhri mengakhiri komentarnya.
Editor: Abdul Haris