Garuda Saudi Buka Suara! Bantah Keras Isu Monopoli Tiket Timnas Indonesia vs Arab Saudi di Jeddah
Garuda Saudi juga menepis keras tudingan bahwa ada tiket hilang karena ulah pihak internal. Mereka menjelaskan, masalah tiket justru berasal dari penjualan ulang oleh pihak ketiga di luar sistem resmi.
“Tiket yang hilang bukan karena IP atau sistem Garuda Saudi. Itu akibat pindah tangan atau praktik calo di luar kendali kami. Tiket yang dibeli langsung lewat Garuda Saudi dan Kita Garuda tidak ada masalah,” jelas mereka.
Mereka menegaskan, sebelum pertandingan, pihaknya sudah memberi edukasi soal mekanisme pembelian tiket dan risiko membeli dari calo lewat berbagai kanal komunikasi resmi.
Garuda Saudi mengakui sistem distribusi tiket pada laga tersebut belum sempurna. Namun, langkah tersebut diambil untuk memenuhi permintaan SAFF agar mencegah praktik calo yang sempat marak pada tahun 2024.
“Kita memang mencoba sistem baru agar penjualan lebih terkontrol dan mencegah percaloan. Namun, karena sistem ini masih dalam tahap uji coba, hasilnya memang belum ideal,” tulis mereka.
“Kami hanya ingin meluruskan kesan monopoli. Faktanya, semua dilakukan secara terbuka dan berdasarkan arahan resmi. Kami tidak punya kepentingan selain mendukung timnas di luar negeri,” tegas Garuda Saudi.
Dalam pernyataannya, Garuda Saudi juga menyampaikan undangan terbuka kepada Bung Harpa untuk bertemu dan melakukan klarifikasi langsung agar tidak terjadi kesalahpahaman di publik.
“Silahkan japri kami, Bung Harpa. Nomor kontak admin kami sudah Anda miliki. Kalau ingin konfirmasi data atau fakta, kami siap menjelaskan langsung. Jangan sampai publik tersesat oleh informasi yang tidak benar,” bunyi pesan mereka.
Garuda Saudi menutup klarifikasi tersebut dengan menegaskan bahwa mereka hanya ingin menjaga nama baik suporter Indonesia di luar negeri.
“Kami bicara bukan untuk membela siapa-siapa, tapi untuk menjaga nama baik suporter Indonesia di luar negeri. Jangan ada lagi tudingan tanpa dasar. Kami tegaskan, isu monopoli tiket itu hoaks,” tutup pernyataan mereka.
Editor: Reynaldi Hermawan