Kontroversi Penalti Persela Vs Borneo, Ini Penjelasan Peraturannya
Kontroversi tersebut bukan hanya jadi perdebatan di dalam lapangan, namun juga di dunia maya. Para netizens saling berdebat apakah penalti tersebut benar, atau wasit melakukan kesalahan fatal.
Dalam Laws of Game FIFA, kasus seperti itu tertulis dengan jelas dalam Law 12 tentang pelanggaran. Dalam peraturan tersebut, ada pasal tentang Tindakan Kekerasan.
“Perilaku kekerasan adalah ketika pemain menggunakan atau mencoba menggunakan kekuatan berlebihan atau kebrutalan terhadap lawan saat tidak menantang untuk meraih bola, atau melawan rekan satu tim, ofisial tim, ofisial pertandingan, penonton atau orang lain, terlepas dari apakah kontak dilakukan,” bunyi aturan tersebut.


Selain itu, peraturan itu melanjutkan, pemain yang ketika tidak menantang bola, dengan sengaja memukul lawan atau orang lain di kepala atau wajah dengan tangan atau lengan, bersalah karena melakukan kekerasan. Sebagai ganjarannya, pemain yang melakukan penyerangan tersebut akan mendapat kartu merah.
Kemudian, jika penyerangan tersebut dilakukan saat permainan sedang berjalan di dalam lapangan, maka lawan akan mendapatkan tendangan bebas, atau tendangan penalti.
Dalam kasus tersebut, kiper Persela Dwi sedang menangkap bola dalam menghalau serangan lawan, yang berarti permainan sedang berjalan (play on). Pelanggaran yang dilakukannya juga terjadi di dalam kotak penalti.
Lain ceritanya jika Dwi melakukan itu saat bola keluar lapangan. Jika kondisinya seperti itu, maka dia hanya diganjar kartu merah, dan Persela tak dihukum tendangan penalti.
Inilah jawaban pertanyaan apa landasan wasit Wawan mengeluarkan keputusan di akhir pertandingan tersebut. Keputusan yang tepat menurut aturan FIFA.
Yang disayangkan sang pengadil kurang tegas sehingga membiarkan pertandingan molor sedemikian lama.
Editor: Abdul Haris