Menpora Erick Thohir Buka Peluang Dialog dengan IOC Soal Sanksi untuk Indonesia
JAKARTA, iNews.id – Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Erick Thohir menegaskan pemerintah tidak menutup pintu komunikasi dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC) terkait empat keputusan hukuman terhadap Indonesia. Dia menegaskan, pemerintah siap berdialog dan mencari solusi diplomatis agar hubungan Indonesia dengan komunitas olahraga internasional tetap terjaga.
Pernyataan tersebut disampaikan Erick Thohir di Gedung Kemenpora, Jakarta, Jumat (24/10/2025) siang. Dalam keterangannya, dia menyebut bahwa situasi ini masih terbuka untuk dibicarakan secara konstruktif bersama IOC.
“Tentu ini hal yang saya rasa bukan tidak bisa menjadi bahan pembicaraan. Karena beberapa case di dunia, kesempatan berdiskusi dengan IOC terbuka. Nah karena itu saya mendukung penuh, sebagai kementerian olahraga, kepada KOI (Komite Olahraga Indonesia) untuk membuka pembicaraan, berdiskusi untuk mencari jalan keluar. Jadi ini masih dalam pembicaraan,” ujarnya.
Empat keputusan Dewan Eksekutif IOC (EB IOC) itu muncul setelah pemerintah Indonesia menolak visa enam atlet senam asal Israel yang dijadwalkan tampil pada Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 di Indonesia Arena, Jakarta, pada 19–25 Oktober 2025. Federasi Senam Israel yang tidak terima kemudian mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), namun permohonan tersebut ditolak.
EB IOC kemudian menindaklanjuti kasus itu dengan mengeluarkan sanksi, salah satunya berupa imbauan kepada semua federasi olahraga internasional untuk tidak menggelar turnamen di Indonesia. Meski begitu, Erick menegaskan bahwa keputusan IOC tidak akan memengaruhi semangat Indonesia untuk terus berperan aktif dalam olahraga dunia.
“Kami di Kemenpora, sebagai wakil Pemerintah Indonesia, berpegang pada prinsip untuk menjaga keamanan, ketertiban umum dan kepentingan publik dalam setiap penyelenggaraan event internasional,” kata Erick dalam rilis resmi Kemenpora, Kamis (23/10/2025).