Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Timnas Indonesia Disarankan Kembali Rekrut Shin Tae-yong
Advertisement . Scroll to see content

Pelatih Irak Kritik Sistem Playoff Kualifikasi Piala Dunia 2026: Tak Adil untuk Tim-Tim Asia

Kamis, 16 Oktober 2025 - 06:30:00 WIB
Pelatih Irak Kritik Sistem Playoff Kualifikasi Piala Dunia 2026: Tak Adil untuk Tim-Tim Asia
Pelatih Timnas Irak, Graham Arnold. (Foto: IG @iraqnt_en)
Advertisement . Scroll to see content

JEDDAH, iNews.id – Pelatih Timnas Irak, Graham Arnold, melontarkan kritik tajam terhadap sistem playoff Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia yang menurutnya tidak adil dan jauh dari kesepakatan awal. 

Komentar Arnold muncul setelah Irak menyelesaikan fase playoff kualifikasi Asia di posisi kedua Grup B, tertinggal dari Arab Saudi hanya karena selisih gol. Posisi itu membuat Irak gagal lolos otomatis dan harus kembali berjuang di babak play-off selanjutnya untuk memperebutkan tiket menuju babak global.

Dua tiket tersisa ke Piala Dunia 2026 untuk zona Asia berhasil diraih Arab Saudi dan Qatar yang sama-sama menjadi tuan rumah putaran keempat. Irak harus melanjutkan perjuangan ke putaran kelima setelah imbang 0-0 kontra Arab Saudi, Rabu (15/10/2025) dini hari WIB. Hasil itu menempatkan Irak di posisi kedua Grup B kalah produktivitas gol dari Arab Saudi. 

Usai laga Irak kontra Arab Saudi, Graham Arnold menuding format putaran keempat tak adil. Dia menilai format tersebut menguntungkan sebagian tim karena mendapat waktu istirahat lebih lama dibandingkan yang lain.

“Tim-tim yang mendapat jeda tujuh hari lolos, dan ini pertama kalinya dalam hidup saya melihat sistem seperti ini,” kata Arnold dengan nada kecewa, dikutip dari Winwin.  

“Ketika saya di Australia, kami diberitahu bahwa playoff akan diadakan di tempat netral, tetapi yang terjadi benar-benar berbeda dan sangat disayangkan,” ujarnya.


Soroti Ketidakadilan Format Playoff

Arnold menyoroti ketidakseimbangan jadwal yang membuat beberapa tim memiliki waktu pemulihan lebih panjang. Menurutnya, hal itu berpengaruh besar terhadap kondisi fisik dan mental pemain, terutama dalam kompetisi padat seperti kualifikasi Piala Dunia.

“Format seperti ini tidak adil. Beberapa tim punya waktu tujuh hari untuk istirahat dan mempersiapkan diri, sementara yang lain hanya mendapat sedikit waktu,” tegas pelatih asal Australia itu.

Arnold menambahkan, seharusnya semua tim diberi kesempatan yang sama dalam hal pemulihan dan persiapan, terutama untuk turnamen besar yang menjadi impian seluruh negara di dunia. Ia juga menyebut perbedaan lokasi dan kondisi lapangan semakin memperlebar ketimpangan di antara peserta.

“Kami diberi tahu bahwa laga akan digelar di tempat netral, tetapi ternyata tidak demikian. Ini jelas melanggar prinsip keadilan kompetisi,” kata Arnold lagi.


Fokus Hadapi UEA di Babak Berikutnya

Meski kecewa, Arnold berusaha menjaga fokus timnya agar tidak larut dalam situasi tersebut. Irak dijadwalkan menghadapi Timnas Uni Emirat Arab (UEA) dalam dua laga penting pada 13 dan 18 bulan depan. Pertemuan ini akan menentukan siapa yang berhak melaju ke play-off global pada Maret 2026.

“Kami punya cukup waktu untuk pulih. Mulai hari ini, kami harus melupakan babak play-off sebelumnya, termasuk pertandingan melawan Indonesia dan Arab Saudi, dan fokus pada dua pertandingan berikutnya melawan UEA,” ujar Arnold.

Pelatih berusia 61 tahun itu menegaskan, laga melawan UEA akan menjadi ujian sesungguhnya bagi mental dan kedewasaan skuad Irak. Dia berharap para pemain dapat memanfaatkan waktu persiapan sebaik mungkin agar tampil dengan kondisi prima.

“Oleh karena itu, kami harus mempersiapkan diri dengan baik, dan saya berharap para pemain akan lebih siap,” tambahnya penuh keyakinan.


Irak Masih Punya Peluang ke Piala Dunia 2026

Meski gagal lolos otomatis, peluang Irak untuk tampil di Piala Dunia 2026 belum sepenuhnya tertutup. Jika berhasil menyingkirkan UEA, mereka akan melaju ke babak playoff antar-konfederasi yang digelar pada Maret 2026. Di fase itu, Irak berpotensi menghadapi wakil dari Amerika Selatan, Afrika, atau Oseania untuk memperebutkan tiket ke putaran final.

Dengan performa konsisten dan semangat tinggi, Irak di bawah asuhan Graham Arnold masih menjadi salah satu tim yang diperhitungkan di Asia. Namun, sang pelatih menegaskan, keadilan dan kesetaraan kompetisi harus tetap menjadi prioritas agar semangat sportivitas tetap terjaga.

“Semua tim berjuang dengan keras untuk mencapai mimpi yang sama. Saya hanya berharap semua bisa bersaing dengan adil,” pungkasnya.

Editor: Abdul Haris

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut