Sosok: Johan Cruyff Peletak Dasar Tiki-Taka Barcelona
Setelah Guardiola hengkang pada pertengahan 2012, sentuhan tiki-taka di Barca mulai pudar seiring bergabungnya beberapa pelatih antara lain Tito Vilanova, Luis Enrique, dan Ernesto Valverde.
Kehadiran Quique Setien sebagai pelatih baru pada Januari lalu dinilai banyak orang bisa mengembalikan ciri khas permainan Barca, tiki-taka. Dari tiga pertandingan terakhir bersama mantan pelatih Real Betis itu Barca mencatatkan rataan penguasaan bola lebih dari 88 persen, dengan jumlah operan per laga mencapai lebih dari 250 passing.
Dalam wawancara dengan Sports, Setien mengaku dirinya terinspirasi oleh sosok Johan Cruyff, termasuk dalam urusan taktik permainan.
“Sampai saya melihat Barcelona era Cruyff, saya tidak terlalu memikirkan taktik. Saya hanya masuk ke lapangan dan bermain,” kata Setien kepada Sport.
“Menguasai bola, saya mulai melihat cara mereka bermain. Anda melihat aspek taktik dan mengapa itu terjadi. Anda menganalisa itu. Anda menyadari apa yang Anda suka dan mulai mendapat ide di kepala,” ujarnya.
Meskipun cara main Barca-nya Setien kerap dikritik karena minim mencetak gol, hanya mencetak 18 dari delapan laga, faktanya Los Blaugrana kini bisa memuncaki klasemen sementara La Liga Spanyol dengan keunggulan dua poin dari Real Madrid di posisi dua saat kompetisi dihentikan pada pekan ke-27 akibat pandemi virus corona.
Pada 2016, Cruyff wafat di Barcelona pada usia 68 tahun akibat kanker paru-paru. Walau jasadnya sudah tiada, Cruyff akan terus dikenang pecinta sepak bola khususnya para fans Barcelona sebagai peletak dasar permainan menyerang sepak bola modern.
Editor: Arif Budiwinarto