Tolak Lepas Jadon Sancho, CEO Dortmund: Kami Masih Punya Banyak Uang

DORTMUND, iNews.id – CEO Borussia Dortmund Hans-Joachim Watzke menilai kondisi keuangan timnya sedang sangat bagus. Hal itu membuatnya menolak tawaran Manchester United (MU) yang berniat membeli Jadon Sancho.

Seperti yang diketahui, Pelatih MU Ole Gunnar Solskjaer ngebet mendapatkan servis Sancho. Namun, harganya yang menjulang membuatnya harus berpikir dua kali.

Baca Juga

Jadwal Piala Super Italia 2025: Napoli vs AC Milan, Inter Milan Ditantang Bologna

Sampai saat ini, Dortmund bersikukuh mematok harga Sancho 120 juta euro (Rp2 triliun). Nominal itu membuat MU berhitung serius, sampai berniat untuk mencicil uang pembayaran.

Watzke menilai berapa pun angka yang diberikan MU untuk Sancho, pihaknya tidak akan menerima. Kecuali jika MU bersedia membayar dengan harga yang telah disepakati. Dia mengakui kondisi Dortmund sedang tidak dalam membutuhkan dana tambahan.

Baca Juga

Negosiasi dengan MU Gagal, Jadon Sancho Bertahan di Borussia Dortmund

“Kami tidak berada dalam situasi yang harus menjual pemain dengan harga berapa pun. Kami menghasilkan keuntungan ratusan juta,” kata Watzge dikutip The Sun, Selasa (18/8/2020),

Watzke merasa pandemi Covid-19 tidak terlalu memengaruhi klubnya. Dia bahkan yakin Die Borussen bisa bertahan di tengah pandemi, berkat keuntungan besar yang telah mereka buat.

Baca Juga

Jadon Sancho Sulit Didapat, MU Alihkan Target ke Douglas Costa

“Pandemi memang datang, tetapi hanya sedikit berpengaruh. Kami sudah sukses menghasilkan keuntungan besar, sehingga bisa bertahan selama pandemi untuk waktu lama,” ujarnya.

Meski begitu, Watzke mengakui klubnya masih harus memangkas gaji pemainnya. Namun, dia menilai hal itu tidak akan menjadi masalah selama para pemain juga telah sepakat.

Baca Juga

Negosiasi Buntu, Manchester United Siap Berhenti Kejar Jadon Sancho

“Tim telah sepakat pada Maret lalu dan akan berlaku hingga 31 Desember lalu. Kecuali jika kami bermain di depan penonton dalam jumlah maksimal,” tutur Watzke.

Editor: Abdul Haris