Willhoft-King Tolak Karier Premier League demi Kuliah di Oxford, Alasannya Bikin Kagum
Latar belakang keluarganya turut memengaruhi pilihan hidupnya. Ayahnya adalah mantan dosen filsafat, sementara ibunya seorang arsitek. Di sekolah, Willhoft-King dikenal sangat cerdas. Berkat dukungan tutor akademik dari Spurs, dia meraih nilai A+ untuk matematika, ekonomi, dan sejarah.
Minat akademiknya semakin kuat ketika Oxford University menawarkan tempat untuk kuliah hukum. Tawaran itu datang bersamaan dengan kegelisahannya mengenai masa depan dalam sepak bola. Dia mempertimbangkan masa depan jangka panjang dan menyadari bahwa pendidikan tinggi membuka peluang karier yang bertahan jauh lebih lama.
“Saya tidak menikmatinya… mungkin karena lingkungannya. Saya sering bosan,” kata Willhoft-King ketika mengingat kembali masa-masa di akademi. Dia ingin lingkungan yang membuatnya lebih aktif, lebih sibuk, dan lebih terpacu secara intelektual.
Setelah bertahun-tahun mengejar mimpi sebagai pesepak bola Premier League, Willhoft-King akhirnya memilih jalan berbeda. Dia meninggalkan Manchester City dengan perasaan lega karena sudah mencoba segalanya. Baginya, Oxford bukan sekadar alternatif, melainkan pilihan masa depan yang lebih stabil dan menantang.
Keputusannya meninggalkan jalur Premier League demi studi di Oxford langsung menuai respons kagum. Tidak banyak pemain muda, apalagi dengan darah Indonesia dan latar belakang akademik mengesankan, yang berani mengambil langkah seberani ini. Willhoft-King kini menata hidup baru—kuliah, bermain untuk tim universitas, dan mengejar masa depan jangka panjang yang menurutnya lebih bermakna.
Editor: Abdul Haris