Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pemilik Pornhub Didenda Rp82 Miliar Terkait Penyimpanan Data Tak Aman hingga Pelecehan Seksual Anak
Advertisement . Scroll to see content

Ingat, Simpan Konten Pribadi di Smartphone Berbahaya

Selasa, 29 Desember 2020 - 18:05:00 WIB
Ingat, Simpan Konten Pribadi di Smartphone Berbahaya
Menyimpan konten pribadi di smartphone berbahaya (Foto: Unsplash)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Gisel Anastasia ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus video porno yang tersebar di internet belum lama ini. Polisi menjerat mantan istri Gading Martin itu dengan UU Pornografi.

Tak hanya Gisel, sosok pria berinisial MYD yang juga muncul dalam video berdurasi 19 detik itu turut menjadi tersangka. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, mengatakan baik Gisel maupun MYD disangkakan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi.

"Ini kita sangkakan Pasal 4 Ayat 1 Juncto Pasal 29 dan atau Pasal 28 Undang-Undang Nomor 44 tentang Pornografi," kata Yusri, Selasa (29/12/2020).

Merekam dan menyimpan konten-konten pribadi di smartphone bukanlah hal yang bijak. Sebab, meski dirasa sudah disimpan dengan aman, tetapi ada kemungkinan bocor dan tersebar di dunia maya.

Ketika video maupun foto intim yang disimpan di smartphone tersebar di banyak platform sosial media maupun aplikasi pesan singkat, konten tersebut akan sangat sulit untuk dihapus.

"Maka dari itu, menjaga gawai dengan bijak dan seaman mungkin sangat diperlukan," ujar Pratama Persadha, pakar keamanan siber, kepada Sindonews, beberapa waktu lalu.

Jadi, misalkan konten-konten tersebut dikirimkan melalui WhatsApp, bukan tidak mungkin konten itu dengan cepat naik ke media sosial seperti Twitter. Kemudian, oleh para pengepul video porno juga dinaikkan ke situs porno luar negeri.

Bila konten pribadi semacam itu sudah naik ke internet, akan sulit untuk dihapus. Karena banyak orang yang sudah menyimpan dan mengunduhnya. Artinya, kapanpun mereka bisa unggah ke situs tertentu.

"Meskipun bila nanti ada UU Perlindungan Data Pribadi dengan hak right to be forgotten, tetap sulit untuk menghapus konten negatif dengan identitas kita," tegas Pratama.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut