Makin Mahal, Harga iPhone Bisa Naik 3 Kali Lipat Dampak Tarif Trump
Untuk diketahui, chip yang menggerakkan iPhone sebagian besar diproduksi di Taiwan, sementara panel layarnya dipasok perusahaan Korea Selatan. Beberapa komponen lainnya dibuat di China dan sebagian besar perakitan akhir dilakukan di negara tersebut.
Apple pada bulan Februari mengumumkan akan menginvestasikan 500 miliar dolar AS di AS selama empat tahun ke depan. Ini sebagai bagian dari upayanya memperluas produksi di luar China dan untuk menghindari tarif Trump di negara tersebut.
Dilansir dari Reuters, Barton Crockett, analis di Rosenblatt Securities yang berbasis di New York juga mengatakan, harga iPhone bisa menjadi 43 persen lebih mahal dengan kebijakan tarif Trump. Harga ini berlaku jika Apple membebankan seluruh biaya tarif yang lebih tinggi kepada konsumen.
Dia mencontohkan, harga iPhone 16e, yang diluncurkan pada bulan Februari dengan harga 599 dolar AS atau Rp10,14 juta bisa naik menjadi 856 dolar AS atau Rp14,49 juta. Harga perangkat Apple lainnya juga bisa melonjak.
Sementara Neil Shah, wakil presiden penelitian di Counterpoint Research dilansir dari CNN, memperkirakan harga iPhone bisa lebih mahal hingga sekitar 30 persen setelah tarif Trump berlaku. Namun, harga bergantung pada tempat pembuatannya.
Apple sebelumnya sudah berupaya untuk mendiversifikasi basis produksinya dari China ke India dan Brasil. Perusahaan ini juga bisa saja mengalihkan produksi komponen utama ke negara-negara yang menghadapi hambatan tarif lebih rendah untuk menekan biaya produksi ponselnya. India diketahui terkena tarif sebesar 26% sedangkan Brasil 10%.
"Meskipun tarif Trump terhadap Brasil menjadi yang terendah di antara pusat-pusat produksi utama iPhone, negara itu mungkin tidak memproduksi dengan kapasitas yang cukup untuk mengisi kesenjangan yang ditinggalkan oleh China," katanya.
Editor: Maria Christina