Eza Hazami, dari HR ke Konten Kreator demi Menjawab Keresahannya
“(Jadi HR) aku jadi bisa banyak ngobrol sama orang, gali insight dll. Mungkin buat orang ngobrol itu biasa, buat aku kalau sudah ngobrol aku bisa banyak menggali informasi atau bahkan value yang aku nggak pernah kenal sebelumnya. Jadi sama aja kayak kita sama-sama belajar. Buat aku pribadi bisa belajar hal-hal baru,” tambahnya.
Setelah menjadi HR, Eza mengaku banyak sekali suka dukanya. Seperti misalnya ia dicap sebagai public enemy bagi karyawan meski niatnya tidak seperti itu karena membuat kebijakan dan lain-lainnya.
Bahkan karena ia berada di bagian rekrutmen, Eza mengaku ada yang deketin lalu ujung-ujungnya meminta untuk “memasukkan” anaknya ke perusahaan di tempatnya bekerja.
“Saya bilang nggak bisa karena ada proses rekrutmen dan ada standarnya. Nah sayangnya pas saya udah bilang gitu, saya malah dimusuhi,” ucapnya sambil tertawa.
Lalu bagaimana ceritanya pria berkacamata ini masuk ke dunia konten kreator? Ternyata ada salah satu kejadian yang membuatnya mantap untuk membuat konten.
Saat 2018 lalu, ia bekerja di sebuah perusahaan manufaktur yang mana berurusan dengan para buruh yang kebanyakan lulusan SMA/SMK, dirinya menemukan banyak yang belum bisa bikin CV.
“Jujur saya gemes sih, mungkin kalau (lulusan) SMA/SMK masih dimaklumi, tapi ini masa lulusan S1 nggak ngerti bikin CV yg ngegambarin skillnya dia. Kalo gini kan juga bingung kan mau seleksinya kayak gimana. Jadi dari situ deh, aku mikir nih harus ada satu orang yang bikin edukasi. Kalau sekarang di TikTok atau Reels udah banyak,” katanya
Akhirnya ia memilih YouTube sebagai platform pertama dalam membagikan konten. Hal ini juga sekaligus menjawab keresahannya sebagai HR yang merasa harus ada satu orang atau konten yang minimal bisa memberikan mereka informasi dan edukasi. Tujuannya adalah agar edukasinya sama di semua tingkat antar orang yang tinggal di kota besar dengan yang tidak.