Pentingnya Cyber Resilience untuk Menghadapi Serangan Siber di Era Digital
Selain people, aspek penting yang tidak kalah penting dalam keamanan siber adalah proses yang digunakan untuk tata kelola melaksanakan rencana kesinambungan bisnis (BCP).
"Saat ini banyak pihak yang mengandalkan pendekatan cyber security berbasis teknologi atau technology-centric dengan asumsi memasang Firewall, EDR (Endpoint Detection and Response), atau WAF (Web Application Firewall) dan perimeter sistem keamanan siber lainnya sudah cukup untuk menjamin keamanan siber. Faktanya, pendekatan ini tidak sepenuhnya benar. Selain memerhatikan keamanan siber, perlu juga menekankan pada ketahanan siber (cyber resilience)," kata MSSP Product Manager DTrust Paulus Miki Resa Gumilang, Selasa (23/7/2024).
Esensi dari cyber resilience memastikan, jika terjadi serangan, sistem harus pulih dan beroperasi secara normal dalam waktu singkat. Insiden PDNS merupakan contoh tragedi keamanan siber yang berdampak pada pelayanan publik.
Oleh karena itu, seluruh sektor baik itu usaha kecil, menengah, besar, maupun pemerintah, harus mengadopsi paradigma keamanan yang tepat dan menyeluruh, agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Cyber resilience menjadi sangat penting karena melibatkan manajemen resiko, perencanaan tanggap darurat, backup, dan pemulihan atau recovery. Prinsip dari cyber resilience menggabungkan pendekatan proaktif dan reaktif dengan kesiapan untuk merespons dan pulih dari serangan secara cepat, sehingga memastikan kegiatan operasional dapat dilanjutkan.