5 Laba-Laba Mematikan di Dunia, Nomor 4 Racunnya Berbahaya untuk Sistem Saraf

Spesies Atrax kokohus dan A. formidabilis adalah laba-laba besar berwarna coklat yang sangat ditakuti di Australia bagian selatan dan timur karena gigitannya yang berbisa. Beberapa kematian manusia akibat gigitan laba-laba agresif ini telah tercatat di kawasan Sydney sejak tahun 1920-an.
Spesies ini tersebar luas di seluruh Australia, hidup di berbagai lingkungan di benua ini, kecuali gurun terpanas dan puncak gunung yang sangat dingin. Spesies ini juga ditemukan di perkotaan, sering membuat sarang di tempat tinggal manusia. Punggung merah dikenali dari garis merahnya yang menonjol atau tanda berbentuk jam pasir di punggungnya yang berwarna hitam. Tanda ini lebih terlihat pada punggung merah betina dibandingkan jantan.
Laba-laba punggung merah tidak agresif dan cenderung berpura-pura mati jika diganggu. Gigitan juga terjadi saat laba-laba memanjat ke dalam sepatu atau pakaian dan terjebak di kulit korban saat korban sedang berpakaian. Redback jantan dan betina sama-sama berbisa, tetapi sebagian besar racun terutama disebabkan oleh gigitan betina. Hanya 10-20 persen dari seluruh korban yang digigit terkena racun.
Racunnya adalah campuran neurotoksin yang disebut alfa-latrotoksin, yang menyebabkan nyeri, berkeringat, detak jantung cepat, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Laba-laba dapat mengurangi jumlah racun yang disuntikkannya, dan tingkat keparahan gejala ini sering kali bergantung pada seberapa banyak racun yang disuntikkan.
Janda hitam bertanggung jawab atas lebih dari 2.500 kunjungan ke pusat pengendalian racun setiap tahun di AS. Ini adalah salah satu spesies yang dapat ditemukan dari Amerika Serikat dan sebagian Kanada hingga Amerika Latin dan Hindia Barat. Anggota Latrodectus yang paling umum di Amerika Utara bersarang di berbagai tempat, seperti tumpukan kayu, liang, atau di antara tanaman yang berfungsi sebagai penyangga jaringnya.
Spesies ini kadang juga disebut laba-laba pisang karena sering ditemukan di daun pisang. Mereka memiliki postur pertahanan yang agresif, di mana mengangkat kaki depannya lurus ke atas. Phoneutria beracun bagi manusia dan dianggap sebagai laba-laba paling mematikan di dunia.