Astronom Temukan Exoplanet, Massa Planet Sama dengan Jupiter

JAKARTA, iNews.id - Teleskop luar angkasa Kepler telah pensiun pada 2019 tapi data dari misi tersebut masih digunakan untuk membuat penemuan baru. Terbaru, tim astronom internasional menggunakan data untuk mengidentifikasi planet baru yang mirip dengan Jupiter.
Planet yang diberi nama K2-2016-BLG-0005Lb ditemukan dengan menyaring data Kepler yang dikumpulkan pada 2016. Massa hampir sama dengan Jupiter, dan terletak jauh dari bintangnya seperti Jupiter ke Matahari.
Karena planet ini sangat jauh, sulit untuk melihatnya dan pengamatannya hanya dimungkinkan berkat penyelarasan objek bermassa besar antara planet dan kita. Teknik ini disebut pelensaan gravitasi, dan memungkinkan para astronom untuk melihat objek yang jauh dengan objek perantara yang bertindak sebagai kaca pembesar.
“Untuk melihat efeknya membutuhkan keselarasan yang hampir sempurna antara sistem planet latar depan dan bintang latar belakang,” kata Dr. Eamonn Kerins, Investigator Utama untuk hibah Science and Technology Facilities Council (STFC) yang mendanai pekerjaan tersebut, dalam sebuah pernyataan.
Peluang bintang latar belakang terpengaruh dengan cara ini oleh sebuah planet adalah puluhan hingga ratusan juta berbanding satu. Tapi ada ratusan juta bintang menuju pusat Galaksi kita. Jadi Kepler hanya duduk dan mengawasi mereka selama tiga bulan.
Fakta penemuan planet dapat dilakukan dengan menggunakan data Kepler dengan cara ini sangat mengejutkan. Karena, Kepler dirancang untuk menemukan planet terutama menggunakan metode berbeda yang disebut metode transit. Ini mencari penurunan kecil dalam kecerahan bintang yang disebabkan oleh planet yang lewat di antara kita dan bintang. Kepler menemukan lebih dari 2.600 exoplanet dengan cara ini selama masa kerjanya.
Mengenai penemuan terbaru, Kerins membandingkan Kepler dengan misi yang akan datang seperti Teleskop Luar Angkasa Nancy Grace Roman NASA dan teleskop ruang angkasa Euclid Badan Antariksa Eropa.
“Kepler tidak pernah dirancang untuk menemukan planet menggunakan lensa mikro sehingga, dalam banyak hal, sungguh menakjubkan bahwa ia telah melakukannya. . Roman dan Euclid, di sisi lain, akan dioptimalkan untuk pekerjaan semacam ini. Mereka akan dapat menyelesaikan sensus planet yang dimulai oleh Kepler," ujar Kerins sebagaimana dikutip Digital Trends.
Studi lebih lanjut tentang exoplanet penting tidak hanya untuk mempelajari sistem yang jauh, tapi juga untuk mempelajari tata surya kita sendiri dan bagaimana planet di sini mungkin terbentuk.
Dengan pemburu exoplanet masa depan, Kerins berkata, “Kita akan mempelajari betapa khas arsitektur tata surya kita sendiri. Data juga akan memungkinkan kita untuk menguji gagasan kita tentang bagaimana planet terbentuk. Ini adalah awal dari babak baru yang menarik dalam pencarian kami untuk dunia lain.”
Editor: Dini Listiyani