Beda Satelit Nano vs Konvesional, Paling Menonjol dari Segi Ukuran
JAKARTA, iNews.id - Satelit nano pertama Surya Satellite-1 (SS-1) berhasil mengorbit di orbit rendah Bumi atau LEO. Satelit mempunyai perbedaan signifikan antara yang konvensional. Ini beda satelit nano SS-1 dengan konvensional.
Menurut Pemimpin Proyek Setra Yoman perbedaan paling signifikan antara satelit nano dan yang konvesional terlihat dari segi ukuran. Satelit nano mempunyai ukuran yang lebih compact dibanding konvensional.
"Kalau satelit nano SS-1 hanya berukuran 10 x 10 x 11.35 cm dengan berat hingga 1,3 kg. Sementara satelit konvensional ukurannya skala meter dan beratnya bisa berton-ton," kata Setra.
Tak hanya ukuran, perbedaan juga terletak pada fungsinya. Menurut Setra, satelit nano memiliki fungsi yang lebih terbatas karena ukurannya yang sangat ringkas, sehingga penggunaan komponen juga terbatas.
"Untuk SS-11 ini difungsikan untuk komunikasi sekaligus sebagai alat pedeteksi kebencanaan. Kalau satelit konvensional ukurannya besar fungsinya juga lebih banyak," ujar pria lulusan Universitas Surya itu.
Dalam pengembangannya, kata Setra, satelit konvesional juga relatif lebih rumit. Karena, konstruksi dan komponen yang digunakan juga lebih kompleks. Namun, bukan berarti satelit nano minim manfaat karena fungsinya dapat disesuaikan.
"Fungsi dari satelit ini juga bisa untuk mitigasi bencana. Jadi misalnya bisa untuk memonitor level air di laut atau mendeteksi banjir. Itu kembali ke rencana, kita bsa pasang sensor untuk mengumpulkan datanya," katanya.
Sekadar informasi, satelit nano SS-1 lepas landas di ketinggian 400-420 km di atas permukaan Bumi, dengan sukut inklinasi 51,7 derajat. Selain untuk komunikasi, satelit juga berfungsi sebaga Automatic Package Radio System yang diperuntukan untuk kebutuhan Radio Amatir (ORARI).
Editor: Dini Listiyani