Begini Metode Terbaru NASA Berburu Exoplanet, Melibatkan Astronom Amatir
Transit terjadi ketika salah satu planet melintas di antara kita dan bintang induknya, membuat cahaya dari bintang induk untuk sementara menjadi lebih redup. Dengan mengamati waktu yang tepat dan jumlah penurunan kecerahan ini, para astronom dapat mengetahui seberapa besar planet ini dan seberapa jauh orbitnya dari bintangnya, sebagaimana dikutip dari Digital Trends.
Ini adalah metode yang digunakan banyak teleskop pemburu eksoplanet profesional, seperti Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) NASA atau Satelit Exoplanet (CHEOPS) ESA. Keduanya teleskop berbasis luar angkasa, yang berarti mereka mendapatkan pemandangan luar biasa ke luar angkasa tanpa terhalang oleh atmosfer bumi, tapi waktu pengamatannya sangat terbatas.
Teleskop profesional berbasis darat lainnya juga mengamati exoplanet, tetapi mereka menghadapi kendala besar dan tidak dapat diprediksi yakni cuaca. Jika ada langit mendung di atas observatorium, pengamatan sepanjang malam akan hilang — sesuatu yang telah ditangani oleh setiap astronom profesional.
“Ada banyak malam yang saya lewatkan secara pribadi di barat daya Amerika Serikat, atau Mauna Kea di Hawaii, karena cuaca. Itulah risiko yang Anda hadapi dengan mendapatkan waktu di observatorium profesional acak mana pun," kata Rob Zellem dari NASA Jet Propulsion Laboratory,
Editor: Dini Listiyani