Bintik Matahari Seukuran Mars Mengarah ke Bumi
Menurut NASA, suar Matahari adalah ledakan energi tiba-tiba yang disebabkan kekusutan, penyilangan, atau pengaturan ulang garis medan magnet di dekat bintik Matahari. Memprediksi kapan aktivitas Matahari akan meningkat berpotensi melindungi astronot di orbit serta mencegah teknologi seperti satelit dihancurkan.
Pada bulan Juni, para ilmuwan dari University of Warwick meluncurkan jam Matahari baru yang dapat menghitung waktu aktif dan nonaktif Matahari dengan lebih baik. “Peristiwa besar bisa terjadi kapan saja, tetapi lebih mungkin terjadi di sekitar Matahari maksimum. Dengan mengurutkan pengamatan secara rapi, kami menemukan dalam 150 tahun aktivitas geomagnetik di Bumi, hanya beberapa persen yang terjadi selama kondisi tenang ini,” kata Penulis Utama Profesor Sandra Chapman.
Kemampuan untuk memperkirakan risiko terjadinya badai besar Matahari di masa depan sangat penting untuk teknologi berbasis luar angkasa dan darat yang sangat sensitif terhadap cuaca luar angkasa, seperti satelit, sistem komunikasi, distribusi daya, dan penerbangan.
“Jika Anda memiliki sistem yang peka terhadap cuaca luar angkasa, Anda perlu mengetahui seberapa besar kemungkinan suatu peristiwa besar, dan akan berguna untuk mengetahui kapan kita berada dalam periode tenang karena memungkinkan pemeliharaan dan aktivitas lain yang membuat sistem sementara lebih rapuh,” ujarnya.
Tim menggunakan pengamatan bintik Matahari selama 200 tahun terakhir. Lalu, memetakan aktivitas Matahari selama 18 siklus matahari menjadi siklus 11 tahun standar.
Editor: Dini Listiyani