Gawat, Es Laut Antartika Mencapai Titik Terendah yang Pernah Tercatat
JAKARTA, iNews.id - Para peneliti NASA bersama Pusat Data Salju dan ES Nasional melacak permukaan es laut di kedua ujung dunia. Hasil dari penelitian menunjukkan data suram.
Pengamatan satelit menunjukkan es laut Arktik kemungkinan besar mencapai batas minimum tahunannya pada 19 September. Ini merupakan tahun terendah keenam berdasarkan catatan sejak 1979. Data dari kutub lain bahkan lebih suram lagi.
“Es laut Antartika mencapai tingkat maksimum terendah yang pernah tercatat pada 10 September saat lapisan es seharusnya tumbuh lebih cepat selama bulan-bulan paling gelap dan terdingin,” kata NASA dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Cnet.
Singkatnya, kedua wilayah tersebut kekurangan es. Es laut menghilang seiring dengan pemanasan dunia. Hilangnya es laut berdampak pada manusia yang tinggal di Arktik, hewan, dan ekosistem di wilayah kutub. Namun hilangnya es juga berperan dalam iklim global.
“Sementara es laut yang cerah memantulkan sebagian besar energi Matahari kembali ke luar angkasa, air laut terbuka menyerap 90 persen energi tersebut,” kata NASA.
Dengan semakin luasnya wilayah lautan yang terkena energi Matahari, kata NASA, maka semakin banyak panas yang dapat diserap. Alhasil menghangatkan perairan laut dan selanjutnya memperlambat pertumbuhan es laut.
Data satelit yang dikumpulkan antara Maret dan September menunjukkan tutupan es Arktik menyusut dari 5,64 juta mil persegi (14,62 juta kilometer persegi) menjadi 1,63 juta mil persegi (4,23 juta kilometer persegi).
Sebagai gambaran, NASA mengatakan hilangnya lautan es dapat menutupi seluruh benua AS. Penelitian menunjukkan adanya penurunan es laut Arktik dalam jangka panjang, dengan pencairan musim semi dimulai lebih awal dan pembekuan musim gugur dimulai lebih lambat.
Editor: Dini Listiyani