Ilmuwan Klaim Temukan Protein Extraterrestrial dalam Meteorit
CALIFORNIA, iNews.id - Para ilmuwan menemukan protein di meteorit. Penemuan baru bisa menjadi petunjuk bagi manusia untuk melihat apakah kehidupan dapat muncul di tempat lain di Tata Surya.
Menggunakan teknis analisis baru, para ilmuwan berpendapat telah menemukan protein luar angkasa, terselip di dalam meteorit yang jatuh ke Bumi 30 tahun silam. Jika hasilnya dapat direplikasi, itu akan menjadi protein pertama yang diidentifikasi yang bukan berasal dari Bumi.
"Paper ini menjadi ciri protein yang ditemukan dalam meteorit," tulis para peneliti dalam paper yang diunggah ke server preprint arXiv. Pekerjaan mereka belum ditinjau oleh rekannya, tapi implikasi dari temuan patut diperhatikan.
Selama beberapa tahun terakhir, meteorit dari Tata Surya yang lebih luas telah menghasilkan beberapa blok bangunan seperti yang dikenal. Sianida, yang berperan dalam membangun molekul yang diperlukan untuk kehidupan; ribose, sejenis gula yang ditemukan dalam RNA; dan asam amino, senyawa organik yang bergabung membentuk protein.
Sekarang, para peneliti telah meninjau kembali meteorit yang menghasilkan asam amino. Dipimpin oleh fisikawan Malcolm McGeoch dari superconductor pemasok sumber sinar-X PLEX Corporation, tim memfokuskan pencarian mereka untuk sesuatu yang lebih.
Dengan menggunakan spektrometri massa canggih, mereka menemukan apa yang diyakini sebagai protein dalam meteorit bernama Acfer 086, yang ditemukan di Aljazair pada 1990. Meksipun bukan bukti dari makhluk hidup di luar Bumi, penemuan protein ini membuat satu lagi blok bangunan kehidupan dapat ditemukan di batuan luar angkasa. Ada banyak proses yang dapat menghasilkan protein. Tapi, kehidupan yang diketahui tidak bisa ada tanpanya.
"Secara umum, mereka mengambil meteor yang telah diawetkan oleh museum dan telah dianalisis sebelumnya. Dan, mereka memodifikasi teknik yang mereka gunakan untuk dapat mendeteksi asam amino di dalam meteor ini. Tapi, dalam rasio sinyal yang lebih tinggi," kata astronom dan ahli kimia Chenoa Tremblay dari CSIRO Astronomy & Space Science di Australia, yang tidak terlibat dalam penelitian yang dikutip dari Science Alert, Rabu (4/3/2020).
Tim tidak hanya menemukan asam amino glisin dengan sinyal lebih kuat dibanding analisis sebelumnya, mereka juga mendapatkan zat terikat dengan unsur lain seperti besi dan lithium. Saat melakukan pemodelan untuk melihat apa yang terjadi, mereka menemukan glisin tidak terisolasi. Itu adalah bagian dari protein.
Para peneliti menyebut ini protein hemolithin. Sementara hemolithin secara struktural mirip dengan protein terestrial, rasio deutrium dengan hidrogen tidak cocok dengan apa pun di Bumi. Namun, ini konsisten dengan komet jangka panjang.
Para peneliti berpendapat struktur yang diidentifikasi sebagai protein berasal dari luar Bumi dan kemungkinan terbentuk dalam piringan proto-solar, lebih dari 4,6 miliar tahun lalu. Tapi, mereka juga mencatat ada kemungkinan apa yang mereka temukan bukan protein.
Editor: Dini Listiyani