Mengenal Penyu Lekang Spesies Unik Perairan Dangkal, Sensitif pada Cahaya Terang
JAKARTA, iNews.id – Tak banyak yang tahu bagaimana habitat dan cara hidup Penyu Lekang, spesies langka hidup di perairan dangkal. Penyu Lekang juga menjadi salah satu spesies yang dilindungi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Penyu lekang (Lepidochelys olivacea) merupakan spesies penyu yang hidup di perairan tropis dan subtropis yang berperairan dangkal. Penyu lekang biasanya ditemukan bertelur di pantai-pantai perairan besar.
Bentuk tubuh penyu lekang tidak mengalami perubahan dengan bentuk nenek moyangnya 100 juta tahun yang lalu. Hal itu dibuktikan berdasarkan temuan fosilnya. Uniknya penyu memiliki kulit lebih ringan dibandingkan kura-kura, sehingga mereka begerak lebih cepat.
Di Indonesia, penyu lekang disebut juga sebagai penyu abu-abu, penyu bibis, penyu sisik semu, penyu kembang, dan penyu slengkoroh. Penyu lekang termasuk di antara jenis penyu terkecil, dengan berat 31-43 kilogram.

Menilik pada data kementerian selama enam bulan di Bantul, penyu lekang juga merupakan jenis terbanyak yang ditemukan, yaitu sebanyak tujuh kali. Kemudian terdapat jenis penyu hijau (chelonia mydas) sebanyak dua kali, dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata) satu kali.
Sedangkan telur paling banyak ditemukan pada bulan Mei, mencapai 1.409 butir, dan menetas paling banyak di bulan Juni, yaitu 568 butir. Dari keseluruhan, keberhasilan penetasan yang didapat dari lokasi Bantul dinilai cukup tinggi.
Sementara di Ngambur, jenis penyu yang ditemukan hanyalah penyu lekang dan penyu hijau. Pendaratan penyu ditemukan sebanyak delapan kali dengan jumlah telur terbanyak di bulan Oktober, mencapai 290 butir dan jumlah tukik yang berhasil hidup paling tinggi sejumlah 120 ekor pada bulan Agustus.
Menurut Hasni, enumerator penyu di Ngambur, setiap tahunnya terdapat penurunan jumlah penyu mendarat dan bertelur di daerah Pesisir Barat. Hal ini dikarenakan maraknya nelayan penangkap lobster yang menggunakan lampu terang di sepanjang pantai dekat lokasi pendaratan.
Diketahui penyu juga sangat sensitif terhadap cahaya, yang apabila terlalu terang dapat menggagalkan penyu mendarat dan bertelur di sekitar lokasi tersebut. Bahkan menurut para ahli alasan penyu mendarat dan bertelur di malam hari karena penyu sensitif terhadap cahaya.