Mengenal Penyu Lekang Spesies Unik Perairan Dangkal, Sensitif pada Cahaya Terang
Sayangnya meski dilindungi masih banyak aksi perdagangan pada penyu langka di Indonesia. Hal itu tercatat dari data Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Loka PSPL Serang, Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut yang telah selesai melakukan Penyediaan Data Informasi Jenis Ikan Dilindungi/Terancam Punah.
Kegiatan ini merupakan bagian dari tugas pokok dan fungsi LPSPL Serang yang termasuk pada Pelaksanaan konservasi habitat, jenis, dan genetik ikan dan Pelaksanaan pemantauan lalu lintas perdagangan jenis ikan yang dilindungi.
Selama 2023, penyediaan data ini dilaksanakan di DKI Jakarta dan Cilacap untuk jenis hiu dan pari, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta dan Ngambur, Lampung untuk jenis penyu, dan Kabupaten Kaur, Bengkulu untuk jenis sidat. Lokasi-lokasi ini dipilih berdasarkan rekomendasi Rencana Aksi Nasional.
“Penyediaan data ini penting dilakukan, karena khususnya hiu, pari, dan sidat data tersebut bisa menjadi data dukung penentuan kuota pengambilan alam. Ini sangat berkaitan dengan perdagangan jenis ikan dilindungi, bahkan BRIN akan meminta data ini juga,” ujar Santoso Budi Widiarto, Kepala Loka PSPL Serang saat evaluasi akhir kegiatan enumerasi.
Masa pendataan yang dilaksanakan untuk masing-masing jenis berbeda, ini berdasarkan waktu puncak tertinggi kemunculan jenis tersebut. Jenis hiu dan pari hampir selalu ditemukan di setiap bulannya, maka khusus hiu dan pari dilaksanakan selama 11 bulan, yaitu dimulai sejak bulan Februari sampai dengan Desember.
Sedangkan jenis sidat dan penyu di Bantul, dimulai selama enam bulan, sejak bulan April hingga bulan September. Terakhir, pendataan penyu di Ngambur dilaksanakan mulai bulan Juni sampai bulan November.
Pada setiap awal bulan, dilakukan evaluasi hasil enumerasi bulan sebelumnya. Kegiatan ini berlangsung melalui daring, agar semua pegawai dari satuan kerja LPSPL Serang bisa hadir dan ikut mereview hasil pendataannya. Para enumerator mengumpulkan laporan dan menyampaikan bahan paparan mereka masing-masing pada forum tersebut.
Editor: Elvira Anna