Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : BMKG Ingatkan Ancaman Krisis Pangan di 2050, Dampak Perubahan Iklim
Advertisement . Scroll to see content

Perubahan Iklim Akan Hasilkan Banyak Pelangi, Ini Alasannya

Jumat, 04 November 2022 - 18:50:00 WIB
Perubahan Iklim Akan Hasilkan Banyak Pelangi, Ini Alasannya
Perubahan Iklim Akan Hasilkan Banyak Pelangi, Ini Alasannya (Foto: David Brooke Martin/Unsplash)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Perubahan iklim ekstrem dapat meningkatkan frekuensi yang menyebabkan pelangi muncul. Iluwan memprediksi akan ada peningkatan mencapai 5 persen pada 2100. 

Studi yang dipimpin peneliti di Universitas Hawai'i (UH) di Manoa memaparkan pemanasan akan menyebabkan lebih sedikit salju dan banyak hujan. Oleh karena itu akan terjadi peningkatan pelangi. 

Kendati demikian, tempat dengan curah hujan berkurang di bawah perubahan iklim seperti Mediteranian diprediksi akan kehilangan pelangi, sebagaimana dikutip dari Science Daily.

Sekadar informasi, pelangi dihasilkan saat tetesan air membiaskan sinar Matahari. Oleh karena itu, sinar Matahari dan curah hujan merupakan dua unsur yang amat penting untuk memungkinkan terjadinya pelangi.

"Tinggal di Hawai'i, saya merasa bersyukur pelangi fana yang menakjubkan adalah bagian dari kehidupan sehari-hari saya," kata penulis utama studi tersebut, Kimberly Carlson.

Camilo Mora dari departemen Geografi dan Lingkungan UH Manoa tertarik dengan pertanyaan itu dan menjadikannya sebagai fokus proyek salah satu program pascasarjananya.

Beberapa peneliti sudah meneliti bagaimana perubahan iklim dapat memengaruhi kualitas estetika lingkungan. Tapi, tidak ada yang peduli untuk memetakan kejadian pelangi, apalagi di bawah perubahan iklim.

Untuk menjawab pertanyaan ini, tim termasuk mahasiswa di UH Manoa melihat foto-foto yang diunggah ke Flickr, sebuah platform media sosial tempat orang-orang berbagi foto.

Mereka memilih puluhan ribu foto yang diambil di seluruh dunia. Lalu, diberikan label "pelangi" guna mengidentifikasi pelangi yang dihasilkan dari pembiasan cahaya oleh tetesan hujan.

Selanjutnya, para ilmuwan melatih model prediksi pelangi berdasarkan lokasi foto pelangi dan peta curah hujan, tutupan awan, dan juga sudut Matahari.


Pada akhirnya, mereka menerapkan model mereka untuk memprediksi kejadian pelangi saat ini dan masa depan di wilayah daratan global. Model menunjukkan bahwa pulau-pulau adalah tempat yang tepat untuk pelangi.


"Kepulauan adalah tempat terbaik untuk melihat pelangi," menurut Steven Businger, profesor Ilmu Atmosfer di SOEST. "Ini karena pulau mengangkat udara selama angin laut setiap hari, menghasilkan hujan lokal yang dikelilingi oleh langit cerah yang membiarkan matahari masuk untuk menghasilkan pelangi yang megah."


Kepulauan Hawaii, yang baru-baru ini dijuluki "ibu kota pelangi dunia", diprediksi akan mengalami beberapa hari lagi dengan pelangi per tahun. Para penulis berhenti membahas bagaimana perubahan dalam kejadian pelangi dapat mempengaruhi kesejahteraan manusia.

Namun, pelangi adalah bagian penting dari budaya manusia sepanjang sejarah dan di seluruh dunia dan secara estetika menyenangkan.

"Perubahan iklim akan menghasilkan perubahan yang meluas di semua aspek pengalaman manusia di Bumi. Pergeseran di bagian tak berwujud dari lingkungan kita, seperti suara dan cahaya, adalah bagian dari perubahan ini dan patut mendapat perhatian lebih dari para peneliti," kata Carlson.

Editor: Dini Listiyani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut