Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Tragis! 3 Astronaut China Terlantar di Luar Angkasa gegara Tabrak Puing Antariksa
Advertisement . Scroll to see content

Pesawat Luar Angkasa Tua NASA Akan Jatuh ke Bumi, Risiko Bahaya Menimpa Orang Rendah

Selasa, 18 April 2023 - 12:02:00 WIB
Pesawat Luar Angkasa Tua NASA Akan Jatuh ke Bumi, Risiko Bahaya Menimpa Orang Rendah
Pesawat Luar Angkasa Tua NASA Akan Jatuh ke Bumi, Risiko Bahaya Menimpa Orang Rendah (Foto: RHESSI)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id -  Pesawat luar angkasa NASA yang sudah pensiun akan memasuki kembali atmosfer Bumi pada Rabu. Beberapa bagian dari pesawat luar angkasa diperkirakan akan jatuh ke Bumi.  

Sebagaian besar pesawat luar angkasa Reuven Ramaty High Energy Solar Spectroscopic Imager (RHESSI) diperkirakan akan terbakar saat memaskui atmosfer dengan kecepatan tinggi, beberapa bagian dari mesin seberat 660 pon (300 km) kemungkinan akan bertahan saat turun.  

Kabar baiknya NASA mengatakan risiko bahaya yang menimpa orang-orang di terra firma rendah, yaitu “sekitar 1 dalam 2.467”.  Namun, bagi yang ingin melihatnya RHESSI diperkirakan akan masuk kembali ke atmosfer sekitar pukul Rabu, 19 April 2023 pukul 21:30  ET. 

NASA dan Departemen Pertahanan akan terus memantau pergerakan pesawat luar angkasa dan akan memperbarui prediksi mereka. RHESSI mulai beroperasi pada  2002 dan hingga pensiun pada 2018, RHESSI mengamati semburan Matahari dan lontaran massa koronal dari orbit rendah Bumi.  Ini memungkinkan para ilmuwan mempelajari lebih lanjut tentang fisika yang mendasari bagaimana semburan energi yang kuat ini terjadi. 

Data yang dikumpulkan mengungkapkan variasi yang luar biasa dalam ukuran flare, yang dapat berkisar dari nanoflare kecil hingga superflare masif puluhan ribu kali lebih besar. 

“Data dari RHESSI memberikan petunjuk penting tentang semburan matahari dan lontaran massa korona yang terkait,” kata NASA sebagaimana dikutip Digital Trends. 

Misi juga membantu meningkatkan pengukuran bentuk Matahari, dan mendemonstrasikan kilatan sinar gamma terestrial — yang digambarkan oleh NASA sebagai “semburan sinar gamma yang dipancarkan dari ketinggian di atmosfer Bumi” dan yang terjadi di atas beberapa badai petir.

NASA mengatakan telah menghentikan RHESSI pada 2018 setelah menjaga komunikasi dengannya menjadi sulit.  Setelah mempertahankan orbit rendah Bumi selama lima tahun terakhir, pesawat luar angkasa akan segera menemui ajalnya.

Editor: Dini Listiyani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut