Perangi Konten Negatif, Qlue dan Kominfo Luncurkan Dashboard Baru
JAKARTA, iNews.id - Konten negatif seperti hoax masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah. Untuk memberantas konten negatif, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, perlu partisipasi masyarakat di dalamnya.
Masyarakat bisa ikut berpartisipasi dalam menangani konten negatif dengan cara melaporkannya. Karena itu, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membuka channel baru untuk aduan masyarakat.
Channel baru tersebut merupakan buah dari kerja sama antara Kominfo dan Qlue. Dashboard Qlue terbaru ini diharapkan bisa meningkatkan partisipasi masyarakat lebih luas lagi.
"Kita harap partisipasi masyarakat. Dari Qlue ini membuka channel lebih luas, agar aduan masyarakat bisa ditampung," kata Dirjen Aptika Semuel A. Pangerapan saat peluncuran dashboard baru Qlue di Cocowork D. Lab, Menteng, Jakarta, Senin (27/8/2018).
Kominfo sendiri sudah memiliki channel aduan konten negatif sendiri melalui website, Twitter, Facebook, dan E-mail atas nama aduan konten. Dengan kerja sama bersama Qlue, Kominfo jadi memiliki channel aduan konten baru.
Sementara itu, CEO Qlue Raditya Maulana Rusdi juga menilai, kerja sama antara platformnya dengan Kominfo ini juga memudahkan masyarakat untuk melaporkan konten negatif.
"Banyak warga merasa terpecah belah karena internet. Tapi, mereka bingung mau laporinnya gimana. Qlue selama ini banyak laporannya terkait dengan parkir liar, jalan rusak, dan banyak lagi. Tapi, kita belum masuk ke dunia maya dan kita lihat ini potensi besar," ujarnya.
Dengan adanya dashboard baru Qlue untuk laporan konten negatif ini, selain lebih mudah, masyarakat juga akan lebih cepat dalam melaporkan konten negatif.
"Kalau harus buka website dan lain-lain itu terlalu banyak kerjaan. Kalau di Qlue itu langsung," katanya.
Seperti diketahui, Qlue merupakan teknologi smart city di Indonesia yang mempermudah komunikasi antara pemerintah dan warga sekaligus mengorganisir publik dalam manajemen kota. Saat ini, Qlue telah beroperasi di 40 kota yang tersebar di Indonesia.
Editor: Tuty Ocktaviany