Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bank Mandiri Semarakkan Aksi Berkelanjutan Looping for Life di Livin’ Fest 2025
Advertisement . Scroll to see content

Transformasi Digital bagi Pelaku Kreatif, Ini Kiatnya!

Sabtu, 08 Oktober 2022 - 21:10:00 WIB
Transformasi Digital bagi Pelaku Kreatif, Ini Kiatnya!
Pelaku kreatif bangkit dari pandemi dan bertranformasi digital (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pandemi Covid-19 telah berlangsung selama dua tahun lebih. Kini, sektor ekonomi kreatif secara perlahan bangkit dari keterpurukan.

Hal ini menjadi momen bagi pelaku kreatif untuk memulai bisnis agar makin berkembang. Salah satu kiat untuk memperluas pasar di bagi pelaku kreatif adalah bertransformasi digital.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, saat ini perekonomian Indonesia sudah mulai berangsur membaik dan ada semangat untuk bangkit dan pulih. Namun banyak dari para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masih menghadapi tantangan ekonomi dampak dari pandemi Covid-19. 

"Salah satu peran utama dari pembangkit perekonomian di Indonesia yakni adanya peran sektor UMKM. Dorongan kepada UMKM untuk terus maju selalu digiatkan salah satunya dengan digitalisasi," ujar Sandiaga Uno beberapa waktu lalu.

Menurut Sandiaga, pada 2023 pemerintah telah menargetkan 30 juta UMKM masuk ke pasar digital atau e-commerce. Berbagai kolaborasi bersama pemerintah daerah hingga swasta terus diupayakan. Dengan demikian, pelaku kreatif yang melakukan digitalisasi diharapkan dapat berdaya saing, menggenjot perekonomian, dan menembus pasar global.

Sementara itu, Raditya Ricky selaku Ketua Koperasi MMSI mengatakan, merespons keadaan ekonomi yang masih sulit imbas pandemi dan ancaman resesi global, Koperasi Maju Makmur Sejahtera Indonesia (MMSI) melakukan transformasi menjadi koperasi digital 4.0. 

"Kita sadari banyak usaha yang harus tutup saat pandemi. Namun banyak juga bisnis yang justru berkembang pesat, terutama yang berbasis teknologi," kata Raditya.

Dia memberikan contohnya aplikasi meeting online yang bisnisnya meledak saat pandemi. Di zaman teknologi ini, model bisnis konvensional sudah terbukti gagal bertahan.

"Dulu bila hendak membuka usaha seperti toko atau rumah makan, pasti keluar biaya di depan untuk tempat, peralatan, karyawan dsb. Omset belum ada, sudah tekor duluan. Kalau sekarang, cukup modal gadget dan internet, sudah bisa punya bisnis sendiri. Tidak perlu sewa tempat, sudah ada market place. Gudang digantikan sistem dropshipping. Pantau stok barang, kasir, jurnal keuangan dan lainnya bisa menggunakan aplikasi. Efisien, profitable dan minim risiko,” kata Raditya.

Menurutnya, model bisnis seperti inilah yang diadopsi Koperasi MMSI dan unit usahanya agar dapat dimanfaatkan oleh seluruh anggota Koperasi MMSI untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Menurutnya, koperasi dibentuk demi kesejahteraan anggota. Beda dengan bank, misalnya, yang lebih mengutamakan keuntungan korporat dibandingkan keuntungan nasabahnya.

Ricky mengatakan, itu sebabnya kami bertransformasi menjadi koperasi digital. Dia menambahkan, koperasi MMSI berfokus pada bisnis berbasis teknologi, seperti pengadaan dan distribusi gadget. Juga jasa pembuatan software dan aplikasi berbasi Internet of Things (IoT) yang sangat dibutuhkan saat ini.

“Omset perdagangan gadget kami naik lebih dari 35% di tahun 2021. Kita juga ada kerjasama dengan beberapa perusahaan besar untuk jasa pembuatan aplikasi serta software maintenance,” kata Ricky.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut